WahanaNews.co | Sebuah Mobil Esemka Bima digunakan jualan tahu bulat keliling viral di media sosial.
Hal ini menjadi perbincangan publik mengingat tidak semua orang bisa memiliki mobil itu dengan mudah.
Baca Juga:
OJK Lampung Catat Penyaluran Kredit UMKM Kuartal III-2024 Meningkat 14,42%
Informasi ini dibagikan akun Tiktok bernama Pino Alvino dalam sebuah video, pedagang tahu bulat yang menggunakan Esemka Bima sedang keliling pemukiman warga di salah satu wilayah Lampung, Sumatera Selatan.
Mobil yang digunakan berwarna silver, dilengkapi plat nomor BE 9063 CU dengan warna dasar kuning. Perlengkapan seperti kompor, gas, dan tempat tahu bulat diletakan di bagasi atau bak belakang mobil.
“Lihat mobil Esemka saya kira tidak ada, ternyata real ada di Lampung. Panjang juga mobilnya yah,” kata pria yang mengabadikan video tersebut.
Baca Juga:
Besok! Debat Pamungkas Pilgub Lampung Siap Digelar, Ini Temanya
Dia juga bertanya kepada sopir cara mendapatkan, atau beli mobil pikap tersebut namun tidak dijawab.
Pengemudi yang juga pedagang tahu bulat itu hanya menyebutkan daerah asalnya, yaitu desa Way Kandis.
PT Solo Manufactur Kreasi, atau Esemka resmi muncul ke publik pada beberapa tahun lalu, dan meresmikan pabriknya di Solo, sekaligus memperkenalkan beberapa produknya, salah satunya Bima yang mirip Changan Star Truck.
Esemka Bima yang digadang-gadang sebagai rebadge dari Star Truck itu dilahirkan sebagai mobil pengangkut barang yang dijual dengan harga mulai dari Rp99 juta sampai Rp110 juta yang dipersenjatai dua pilihan mesin.
Yang pertama 1.200cc bensin dengan tenaga 96 dk dan tors 199 Nm, sementara untuk mesin keduanya berkapasitas 1.300cc dengan tenaga maksimal t84 dk dan torsi 105 Nm.
Soal daya angkut, kapasitas bagasi belakang Bima 1.2 panjangnya 2.750 mm, lebar 1.600 mm dan tinggi 460 mm. Sedangkan Bima 1.3 panjang bagasi belakangnya 2.970 mm, lebar 1.740 mm dan tinggi 470 mm.
Direktur Utama PT Solo Manufaktur Kreasi sebagai principal dan pemegang merek Esemka, Eddy Wirajaya beberapa waktu lalu mengatakan, Esemka memang bukan produk mobil nasional, tapi perusahaannya milik anak bangsa.
“Kami juga tegaskan bila mobil yang kami produksi bukanlah mobil nasional, seperti yang dipahami kebanyakan orang selama ini. Kami adalah perusahaan swasta nasional yang 100 persen dimiliki swasta, tidak ada perlakuan istimewa dari pemerintah,” tutupnya.
[Redaktur: Zahara Sitio]