WahanaNews.co | Gerakan Nasional Anak Betawi (GENAB) menggelar Talkshow Edutaiment bertema ‘Peran Pemuda dalam Membangun Pelajar DKI Jakarta Berkreasi dan Berprestasi’ di Aula SMA/K Satria, Srengseng, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat, Kamis (9/11/2023).
Geraldi Aria Bangsawan, Ketua Umum Gerakan Nasional Anak Betawi mengatakan kegiatan talkshow ini dilakukan karena banyaknya kejadian atau kasus tawuran antar siswa, bullying yang belakangan lagi ramai terjadi, serta siswa yang tidak hormat kepada guru atau kepala sekolah.
Baca Juga:
Ditsamapta Polda Kaltara Atur Lalu Lintas dan Bantu Menyeberang Anak Sekolah
“Genab menginisiasi kegiatan edukasi ini untuk memberi masukan positif kepada para kepala sekolah untuk membimbing anak-anaknya di sekolah sehingga dapat berkreasi dan berprestasi,” kata Geraldi.
Talkshow edutaiment ini diisi narasumber dari lingkungan pendidikan, kepolisian, dinas kepemudaan, dan Badan Narkotika Nasional (BNN), dan dihadiri para kepala sekolah SMA/K se-Jakarta Barat dan pengurus Yayasan Satria, serta Persatuan Wartawan Indonesia Koordinatoriat Jakarta Barat.
Geraldi berharap melalui kegiatan talkshow ini, generasi muda atau Gen-Z dalam menghadapi kondisi saat ini dapat mempunyai mental baja.
Baca Juga:
Natal Bersama PT GMG, Anak Sekolah Minggu Dapat 1100 Paket
“Mentalnya itu harus ditempa, apa-apa jangan down. Makanya kami membuat talkshow ini untuk menjaring masukan-masukan positif kepada bapak ibu kepala sekolah untuk lebih membimbing anak-anak di sekolah masing-masing,” ungkapnya kepada WahanaNews.co, Kamis (9/11/2023).
KH. Hafani Baihaqi, Ketua Yayasan Satria dalam sambutannya menekankan pentingnya pemuda atau pelajar bukan saja untuk mempersiapkan bekal di masa tua, namun segala kekuatan dahsyat yang dimiliki pemuda saat ini harus dilibatkan.
“Manfaatkan masa mudamu saat ini sebelum masa tuamu,” tegas KH. Hafani Baihaqi.
KH. Hafani Baihaqi menambahkan melalui kegiatan seperti talkshow yang dilakukan Genab ini, generasi muda apalagi generasi milenial harus memiliki kemandirian dan profesional melalui ilmu pengetahuan yang dimiliki.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Jakarta Barat Junaedi mengapresiasi tokoh-tokoh Betawi dalam mendukung dinamika pendidikan di wilayah Jakarta Barat.
“Saya selaku kasudin pendidikan di Jakarta Barat melihat begitu dahsyatnya dinamika pendidikan di Jakarta Barat, namun berkat campur tangan dan dukungan para tokoh Betawi termasuk Genab dan Persatuan Wartawan Indonesia Jakarta Barat, semua berjalan lancar,” kata Junaedi.
Tak hanya itu, Kejaksaan Negeri Jakarta Barat, Polres, dan Kodim juga selalu bergandengan tangan dengan dinas pendidikan untuk mendukung dinamika pendidikan di Jakarta Barat.
Lebih jauh dijelaskan Junaedi, peran dari komunitas Betawi yang terbesar di Jakarta juga ikut melakukan sterilisasi di kalangan anak-anak muda terbebas dari narkoba, tawuran, dan kekerasan.
“Urusan pendidikan ini bukan hanya di kasudin saja tapi semua pihak harus ikut terlibat sehingga pendidikan di Jakarta Barat dapat berjalan lancar,” ujarnya.
Dewan Pembina Genab yang juga Humas Yayasan Satria H. Umar Abdul Aziz mengatakan kegiatan talkshow ini dapat memberikan edukasi kepada para pimpinan sekolah yang hadir untuk disampaikan kepada anak-anak didik mereka.
Terkait persoalan yang kerap dialami para pelajar terutama di wilayah Jakarta Barat, Umar mengatakan bahwa pembinaan harus terus menerus dilakukan oleh dinas pendidikan dan pihak kepolisian sehingga anak-anak ini mampu berkreasi dan berprestasi.
“Dinas pendidikan dan kepolisian jangan cuma memperbanyak spanduk-spanduk bertuliskan stop bullying, stop kekerasan, stop narkoba, tapi edukasi yang turun langsung melalui kegiatan talkshow seperti yang dilakukan Genab ini yang harus diperbanyak,” tegas Umar.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Purwosusilo yang ikut hadir dalam Talkshow Edutainment itu menyebut lembaganya selalu berkolaborasi dengan semua pihak untuk menyiapkan anak-anak atau generasi muda untuk memiliki karakter berkreasi dan berprestasi.
Soal upaya yang dilakukan dinas pendidikan terhadap kasus-kasus kekerasan yang belakangan kerap terjadi di sekolah, Purwosusilo menyampaikan tiga hal.
Pertama, perlu edukasi bijak disampaikan kepada anak-anak dalam bermedia sosial.
“Melalui media sosial ini anak-anak bisa menjelajah dunia. Karena itu sekolah dan orangtua perlu melakukan edukasi bijak,” tegasnya.
Edukasi bijak menurut Purwosusilo adalah menyampaikan mana yang baik, mana yang tidak baik, mana yang bisa ditiru dan tidak bisa ditiru untuk anak-anak.
Kedua, kata dia, perlu pengembangan profil pelajar Pancasila yang dia klaim memiliki edukasi pembentukan karakter pelajar yang lengkap.
“Profil pelajar Pancasila atau P5 memiliki banyak edukasi lengkap dalam membentuk karakter anak-anak atau pelajar,” tambahnya kepada media di sela-sela talkshow temasuk kepada WahanaNews.co.
Ketiga, selain peran guru di sekolah, peran orangtua juga sangat dibutuhkan dalam pendidikan anak-anak.
“Tanpa peran orangtua, sekolah dan pendidikan tidak ada apa-apanya,” jelasnya.
Pada kesempatan itu, terkait bullying di sekolah, Purwosusilo menegaskan selain secara edukasi melalui sejumlah kegiatan seperti seminar, dan forum-forum diskusi, lembaganya secara regulasi juga telah mengeluarkan kebijakan sekolah ramah anak tentang pembentukan satgas anti kekerasan.
“Di semua sekolah sudah ada satgas anti kekerasan yang terdiri dari guru, siswa dan orangtua siswa. Dalam prakteknya, anak-anak yang masuk satgas akan berkeliling ke sejumlah tempat yang berpotensi terjadi kekerasan seperti kantin dan segera melaporka jika terjadi kekerasan,” tutup Purwosusilo.
[Redaktur: Zahara Sitio]