WahanaNews.co | Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta sedang mengumpulkan data anak putus sekolah di wilayahnya untuk ditindaklanjuti bisa kembali mengenyam pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
"Kami sedang menjaring datanya, tambahan ada 130 dari Dinas Sosial, verifikasi BPNT (bantuan pangan nontunai)," ujar Kepala Dinas Pendidikan Kota Surakarta Dian Rineta di Solo, Jateng, Selasa (06/06/2023).
Baca Juga:
Rehabilitasi Puluhan Gedung Sekolah di DKI Tahun 2024 Terancam Tidak Selesai
Ia mengatakan dalam menangani anak putus sekolah, saat ini Pemkot Surakarta memiliki program Asli Soloku Pinter, yakni Ayo Sekolah Lagi, Cah Solo Kudu Pinter.
"Perlu kerja keras bareng untuk menyadarkan masyarakat, siapa yang belum sekolah agar dipaksa sekolah," ucapnya.
Ia bilang, jumlah anak putus sekolah setiap tahunnya cenderung bertambah. Ia mengatakan hingga saat ini jumlahnya sudah lebih dari 1.000 anak. Bahkan ada temuan yang tidak terdata.
Baca Juga:
Polres Nias Ringkus 5 Orang Komplotan Pembobol Sekolah, 3 di Antaranya Anak Bawah Umur
"Data dasar awal sampai ribuan, namun ada sebagian yang sudah sekolah. Kalau data ribuan sampai usia 21 tahun, dari usia SD. Itu data sebelum Covid-19," ujarnya.
Dari total tersebut, sebanyak 200 anak sudah siap untuk ditindaklanjuti dan diharapkan mulai tahun ini bisa kembali bersekolah.
Terkait hal itu, pihaknya memprioritaskan akan menuntaskan 7-18 tahun. Ia mengatakan untuk usia tersebut diarahkan agar masuk sekolah reguler.