WahanaNews.co | Penghapusan pendidikan untuk anak-anak perempuan di Afghanistan mendapat sorotan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
PBB menyatakan kebijakan itu sangat diskriminatif dan mendesak pemerintah Taliban untuk membuka kembali sekolah bagi anak perempuan di semua tingkatan.
Baca Juga:
Bamsoet Beri Kuliah Pascasarjana Unhan: Tegas, Pidato Presiden Prabowo di SU PBB Manifestasi Tekad Kedaulatan dan Peran Global Indonesia
“Penyangkalan atas pendidikan sekolah menengah dan akses ke universitas jelas diskriminatif, sangat menyusahkan anak perempuan dan perempuan--bersama dengan keluarga dan komunitas mereka--dan sangat merusak negara secara keseluruhan,” kata Juru Bicara Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Marta Hurtado, beberapa waktu lalu.
Pada pekan ini anak-anak perempuan di Afghanistan seharusnya memulai tahun ajaran baru di sekolah menengah, dengan membawa harapan dan cita-cita mereka.
Namun selama setahun terakhir, kata dia, anak-anak perempuan di negara itu tidak diizinkan mengikuti kelas dari tingkat 6 sampai 12.
Baca Juga:
Prabowo Bertolak ke New York Sampaikan Pidato di Sidang Umum PBB
"Kami mendesak otoritas de facto untuk membuka sekolah bagi anak perempuan di semua tingkatan, serta universitas," tutur Hurtado.
Dia menggarisbawahi dengan menolak hak pendidikan anak perempuan dan perempuan, mereka dibiarkan rentan terhadap kekerasan, kemiskinan, dan eksploitasi--sehingga bisa melemahkan setengah populasi Afghanistan.
Tindakan Taliban ditegaskan kontraproduktif dan tidak adil, Hurtado mengingatkan bahwa diskriminasi struktural tersebut juga sangat merusak kemungkinan pemulihan dan pembangunan negara itu di masa depan.
Karena itu, dia mendesak Taliban untuk memenuhi janjinya dalam memberikan hak pendidikan bagi anak perempuan dan perempuan di Afghanistan.
"Kantor kami mendesak agar mereka menghormati janji ini, tanpa penundaan," ujar Hurtado.
Setelah kembali berkuasa di Afghanistan pada 2021, atau 20 tahun setelah hengkangnya pasukan Barat pimpinan AS dari Kabul, Taliban kemudian melarang anak perempuan mendapatkan pendidikan di sekolah menengah dan di universitas. [Tio/Ant]