WahanaNews.co | Krisis Rohingnya seolah tidak ada habisnya, Bangladesh meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ikut untuk menyelesaikan.
Hal ini juga dilakukan untuk menepis tuduhan kepada Myanmar menggunakan konflik internal sebagai dalih menunda pemulangan kembali kelompok Muslim tersebut.
Baca Juga:
Bebas dari Tuduhan Korupsi, Muhammad Yunus Jadi PM Bangladesh
Menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Bangladesh, Menteri Luar Negeri Bangladesh Hasan Mahmud menyerukan permintaan tersebut pada Jumat (31/5) dalam empat pertemuan terpisah dengan para pejabat PBB di New York.
Dalam rangkaian pertemuan itu, dia menyoroti manfaat dari inisiatif bersama yang dilakukan oleh badan-badan PBB, khususnya di wilayah-wilayah yang dilanda konflik di dunia.
Bangladesh mengatakan ada sekitar 1,3 juta warga Rohingya yang tinggal di negara Asia Selatan itu.
Baca Juga:
Chaos di Bangladesh: 109 Tewas dalam Kerusuhan, WNI Turut Jadi Korban
Sebagian besar warga Rohingya mengungsi akibat tindakan brutal militer di Rakhine, Myanmar pada 2017.
Kebanyakan dari mereka ditempatkan di kamp-kamp yang penuh sesak di Cox's Bazar. Namun sejak akhir 2020, sekitar 35.000 di antaranya telah direlokasi ke Pulau Bhasan Char.
Dalam pertemuan dengan Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Myanmar Julie Bishop, Mahmud mengatakan "konflik yang berlangsung di Myanmar bukan sebuah fenomena dan tidak boleh dijadikan alasan untuk menolak repatriasi Rohingya.”