WahanaNews.co | Berbagai persiapan dilakukan agar peserta mampu menghadapi Ujian Tulis Berbasis Komputer-Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK-SNBT) yang akan digelar serentak mulai Senin, 8 Mei 2023.
Dosen Departemen Psikologi Pendidikan Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Fitriani Yustikasari Lubis mengatakan kondisi yang mendukung dalam pelaksanaan ujian adalah kondisi badan yang fit dan sehat.
Baca Juga:
Kombes Pol Yade Setiawan Ujung Raih Gelar Doktor di Unpad, Predikat Cumlaude
Dengan kondisi badan yang sehat, peserta akan memungkinkan berpikir jernih dan siap menghadapi situasi ujian yang potensial melelahkan, karena perlu menyelesaikan berbagai soal yang acapkali sulit.
“Kondisi badan yang fit dan sehat juga mendukung ketenangan dalam menghadapi ujian,” ujar Fitriani dalam siaran pers, Sabtu (06/05/2023).
Persiapan menghadapi ujian pada dasarnya dilakukan sejak jauh hari. Beberapa di antara peserta sudah mempersiapkan diri dengan mencicilnya dari sejak masuk SMA.
Namun, ada pula yang mempersiapkan beberapa bulan atau bahkan beberapa hari menjelang ujian.
Fitri mengatakan, persiapan UTBK idealnya dilakukan sejak jauh-jauh hari.
Persiapan tidak hanya soal mempelajari materi, tetapi juga mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai UTBK maupun perguruan tinggi tujuan.
Baca Juga:
Dua Mahasiswa Unpad Bandung Tewas Tersambar Petir Saat Berkemah
Berikut ini resep sukses lolos di UTBK-SNBT 2023 menurut Fitri:
Susun Strategi Belajar
Dalam hal proses belajar, psikolog di bidang pendidikan tersebut menjelaskan, kemampuan dan proses belajar setiap siswa berbeda-beda.
Ada yang cepat menangkap, mudah menghafal, dan mampu menganalisis dengan cepat. Namun, ada juga mengalami kesulitan belajar.
Keberagaman ini membutuhkan cara belajar yang dimodifikasi sesuai kekuatan siswa dalam belajar.
“Menjadi penting untuk mengenali cara belajar yang paling sesuai dengan diri siswa, sehingga siswa yang mengalami kesulitan belajar pun akan mampu menguasai materi dengan cara belajar yang sesuai dengan keterbatasan yang dimilikinya,” paparnya.
Sebagai contoh,strategi belajar yang bisa dilakukan bagi mereka yang susah menghafal adalah menyediakan waktu untuk belajar lebih banyak, sehingga dapat melakukan pengulangan dari materi yang telah dipelajari.
“Jika tidak mudah untuk memahami soal-soal, maka perlu melatih diri mengerjakan berbagai macam soal, sehingga memiliki perbendaharaan cara penyelesaian soal yang banyak,” ujarnya.
Siasati Rasa Cemas
Terkadang, peserta merasakan kecemasan menjelang ujian. Menurut Fitri, merasa cemas menghadapi UTBK-SNBT merupakan hal wajar.
Kendati siswa sudah mendapatkan gambaran terkait ujian berdasarkan pengalaman kakak tingkat ataupun kerabat yang sudah pernah melaluinya bahkan sudah mempersiapkan fisik dan mental dengan baik, rasa cemas tetap datang.
Ini bisa terjadi karena peserta belum pernah menjalaninya secara langsung.
“Bahkan, sistem ujian yang baru juga bisa membuat siswa merasa cemas karena mereka yang akan menjalani sistem ujian ini pertama kali,” kata Fitri.
Dalam menyiasati rasa cemas, Fitri memberikan berbagai cara.
Pertama, peserta wajib percaya diri. Yakinlah bahwa persiapan yang dilakukan sudah maksimal oleh peserta.
Kedua, berdoa merupakan salah satu upaya memberikan ketenangan pada diri. Rasa tenang merupakan hal penting agar sukses hadapi ujian. Saat peserta mengalami cemas berlebihan, tentunya hal ini dapat menghambat proses berpikir siswa dalam menyelesaikan ujiannya.
“Jika cemas sulit diredakan, bisa melakukan relaksasi sebelum tes dilakukan, misalnya duduk di kursi tes sambil mengatur pernafasan,” kata Fitri.
Dukungan Orang Tua Diperlukan
Sudah siap lahir dan batin, hal penting lainnya adalah peran orang tua.
Fitri mengatakan, peran orang tua sangat besar dalam mendukung anak menghadapi ujian.
“Orang tua membantu anaknya untuk tidak merasakan cemas yang berlebihan dengan cara mendengarkan keluh kesah anak, mendengarkan kekhawatiran anaknya. Dan perlu diingat untuk lebih banyak mendengarkan. Jangan sampai memberikan banyak pendapat, yang akhirnya dapat membuat anak semakin cemas atau merasa terbebani,” kata Fitri.
Dukungan juga diberikan dengan menyediakan fasilitas yang memudahkan anak mengikuti ujian, seperti mengantar anak ke lokasi, menyiapkan persyaratan dan barang-barang yang dibutuhkan anak saat mengikuti ujian.
Hal ini membuat anak merasa bahwa dirinya memiliki dukungan penuh untuk mengikuti UTBK-SNBT.
“Dan tentunya orangtua memberikan semangat dan dukungan seperti mendoakan anaknya sebelum ujian, selama ujian, dan sesudah ujian,” pungkasnya. [Tio]