WahanaNews.co | Kolaborasi antara pemerintah dan industri perlu untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan kompetensi para lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
"Untuk mengimplementasikan nilai sistem pendidikan vokasi perlu kolaborasi dari para pemangku kepentingan," kata Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Kiki Yuliati dalam keterangannya, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Baca Juga:
Tingkat Pengangguran Terbuka Lulusan SMK Jatim Terus Menurun
Dalam konferensi di Hannover Messe 2023, Jerman, Kiki Yuliati mengatakan ada tiga nilai utama dalam sistem pendidikan vokasi saat ini.
Pertama, bagaimana pendidikan vokasi menyiapkan lulusan sekaligus warga negara yang baik, yaitu yang mencintai Tanah Airnya.
Kedua, adanya peningkatan nilai ekonomi yaitu bagaimana lulusan SMK bisa tegak lurus dengan kebutuhan industri.
Baca Juga:
Hannover Messe 2023: Bio Farma Siap Perluas Pasar Global
Ketiga adalah nilai sosial, dimana siswa perlu memahami bahwa keberadaan mereka di masyarakat harus membawa manfaat.
Untuk mewujudkan tiga nilai utama itu, kata dia, Kemendikbudristek pun bekerja sama lintas kementerian untuk memetakan kebutuhan yang diperlukan saat ini dan pada masa depan.
"Peta itulah yang akan menjadi panduan bagi Kemendikbudristek untuk menyusun kebijakan yang berdampak pada SDM seperti apa yang dibutuhkan. Kami menyiapkan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan industri, supaya penyerapan tenaga kerja bisa mencapai level tertinggi," kata Kiki Yuliati.
Kemendikbudristek membagi transformasi yang berada di bawah payung Merdeka Belajar ini dalam enam kategori, mulai dari ekosistem, tenaga pendidik, pedagogi, kurikulum, dan sistem evaluasi dalam pembelajaran.
"Yang kita utamakan adalah pendidikan yang berbasis pada siswa dengan memberikan pendidikan menyenangkan. Ada pula beasiswa mulai dari beasiswa industri, magang, teaching factory di sekolah dan kampus yang dibangun dengan industri," ucap Kiki Yuliati. [Tio/Ant]