"Dulu dolar mejadi transaksi antar negara, tetapi dengan adanya inisiasi BRICH (Brazil, Rusia, India, Cina dan South Afrika) maka pembayaran tidak lagi bergantung pada dolar, dan peluang Indonesia untuk semakin strategis, bahkan Bapak Joko Widodo Presiden Republik Indonesia mengusulkan kepada ASEAN dalam transkasi menggunakan mata uangnya sendiri atau bisa dengan BRICH transaksi antar negara," paparnya lagi..
Begitu juga dalam berpolitik, ia mengingatkan kepada mahasiswa S2 FH UNS untuk berhati-hati, seperti tidak mudah percaya dengan isu-isu, berta bohong, hoaks, yang tidak dapat dipertanggungjawabkan sumbernya apalagi di media sosial, mahasiswa harus sopan dan santun serta hati hati.
Baca Juga:
Bolehkan Anggota Paskibraka Pakai Jilbab saat Upacara, Kepala BPIP Minta Maaf
"Jauhkan dari mati keperdataan,dan harus kita dihindari, seperti ujaran kebencian, radikal, teroris, ekstrimis dan ketidak jujuran, karena perilaku tersebut tidak Pancasila," pungkasnya.
Menurutnya berpolitik yang baik adalah menghormati seluruh sistem dan tidak mudah terpancing dan memiliki prinsip yang kuat.
"Dulu para pendiri banga untuk menetapkan bangsa (NKRI) penuh dengan prinsip dan legalitas yang kuat, tidak mudah tergoyah," jelasnya.
Baca Juga:
BPIP Akhirnya Izinkan Paskibraka Berjilbab, Ikut Instruksi Kasetpres Heru Budi
Menurutnya system politik pemilu saat ini di Indonesia sudah sangat Pancasila dan berjalan baik walau ada perbedaannya, baik sistem terbuka maupun sistem tertutup keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Program Studi Magister Ilmu Hukum UNS Prof. Dr. Mohamad Jamin, S.H., M.Hum, mengatakan tujuan kunjungan ke BPIP adalah mengkorelasikan materi yang akan didiskusikan mahasiswa.
"Kami berharap dengan kunjungan atau KKL ke BPIP dengan tema tersebut dapat menyerap ilmu dan memiliki referensi tentang hukum kekinian berbasis Pancasila," jelasnya.