WahanaNews.co, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa misi dagang bersama Kanada akan segera dilakukan, di mana implementasi dan pengembangan kerja sama multi bidang antara Indonesia dan Kanada menjadi prioritas kedua negara.
Hal itu disampaikan Airlangga usai menghadiri pertemuan dengan Menteri Perdagangan Internasional Kanada, Mary Ng, di Jakarta pada Sabtu (19/08/23).
Baca Juga:
Arnod Sihite Mendukung Indonesia Bergabung dengan OECD, Perkuat Industri Semikonduktor
"Misi dagang kedua negara yang akan dilakukan dalam waktu dekat, akan berkontribusi secara aktif dalam mewujudkan peningkatan hubungan ekonomi kedua negara," kata Airlangga.
Airlangga menyebut, Kanada adalah mitra dagang penting bagi Indonesia. Nilai perdagangan antara kedua negara pada 2022 mencapai US$4,3 miliar, meningkat 37,14 persen dari tahun sebelumnya.
Sementara, dari sisi investasi, Kanada menempati urutan ke-15 dengan nilai investasi USD964 juta selama periode 2018-2022. Menurut Airlangga, hubungan ekonomi bilateral Indonesia-Kanada selama ini adalah strategis, mengingat kedua negara memiliki kepentingan ekonomi yang saling melengkapi.
Baca Juga:
Indonesia Meningkatkan Kerja Sama Ekonomi Industri dengan Jepang
"Indonesia dan Kanada merupakan produsen serta pengolah berbagai komoditas penting dan kerja sama keduanya dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi di masing-masing negara," kata Airlangga.
Pada kesempatan yang sama, Mary Ng menyampaikan komitmen Kanada dalam pengembangan ekonomi bilateral dan kawasan melalui perilisan Canada Indo-Pacific Strategy (IPS) pada November 2022.
Dalam IPS, Kanada ingin meningkatkan hubungan perdagangan secara bilateral maupun di kawasan, antara lain melalui negosiasi Indonesia-Canada Comprehensive Economic Agreement (ICA-CEPA) maupun Indo-Pacific Economic Framework for Prosperity (IPEF) yang saat ini dalam proses perundingan.
"Berbagai kunjungan delegasi bisnis baik Kanada maupun Indonesia diharapkan dapat lebih memperkuat hubungan dagang dan investasi kedua negara," ujar Mary Ng.
Saat ini, kedua menteri memiliki visi yang sama, yakni menyelesaikan perundingan ICA-CIPA pada 2024. Perwujudan ICA-CEPA diharapkan meningkatkan PDB Indonesia hingga US$1,4 miliar, dengan ekspor Indonesia ke Kanada bertumbuh sebesar US$851 juta dalam jangka menengah.
Dalam Putaran Kelima ICA-CEPA yang diselenggarakan pada Mei-Juni 2023, sudah ada sejumlah kemajuan substantif pada pembahasan isu-isu perdagangan barang, jasa, dan investasi.
Lebih lanjut, Mary Ng berharap agar kerja sama produk halal dapat diwujudkan tak lama lagi. Menurut Mary, dirinya dan Airlangga juga memiliki pandangan serupa untuk saling mendukung dalam berbagai forum kemitraan, seperti IPEF, Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD), dan Financial Action Task Force (FATF).
Mary Ng juga menyatakan baik rencana Indonesia menjadi anggota OECD, di mana berbagai isu teknis diharapkan bisa segera diselesaikan untuk membantu aksesi Indonesia pada FATF dengan dukungan Kanada.
"Kerja sama critical minerals merupakan hal penting yang diharapkan dapat segera dibahas dalam skema IPEF. Menyusul disepakatinya Pilar 2 IPEF, saat ini seluruh negara mitra IPEF tengah fokus untuk penyelesaian pembahasan pada Pilar 3 dan 4 serta beberapa isu pada Pilar 1," ujar Airlangga.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]