WahanaNews.co, Jakarta - Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto meyakini Prabowo Subianto dapat membawa Indonesia menjadi negara maju saat terpilih sebagai presiden.
Demikian disampaikan Airlangga saat pengumuman Golkar dan PAN mendukung Prabowo Subianto sebagai bacapres di Pilpres 2024 di Museum Naskah Proklamasi, Jakarta, Minggu (13/8/23) mengutip Antara.
Baca Juga:
Indonesia-Chile Sepakat Memulai Negosiasi Sejumlah Bidang Baru
"Kami merasa Prabowo Subianto adalah tokoh yang tepat untuk melahirkan Indonesia menjadi negara maju," kata Airlangga.
Airlangga sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian itu menjelaskan perekonomian Indonesia berpotensi tumbuh, dan kondisi saat ini dengan pendapatan perkapita saat ini US$4.500.
Dia memperkirakan akhir 2024 atau di akhir pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin ditargetkan US$5.500.
Baca Juga:
Optimalkan Perjanjian Dagang IC-CEPA, Dirjen PEN Pimpin Misi Dagang ke Cile
"Target selanjutnya lebih dari 10.000 dolar AS dan ini harus dibawa kepemimpinan dan nakhoda yang tepat," ucap Airlangga.
Airlangga mengakui kepemimpinan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto searah, sejalan dan setujuan dari Partai Golkar.
"Kepemimpinan Bapak Prabowo Subianto sangat tepat, egaliter, searah sejalan dan setujuan dengan Partai Golkar," ujarnya.
Di satu sisi, Airlangga menyinggung Indonesia akan masuk menjadi anggota baru Organisasi Negara untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD). Indonesia bakal menjadi negara di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) pertama yang menjadi anggota OECD.
Menurut Airlangga, Prabowo harus bisa membawa perekonomian Indonesia lebih cepat berkembang. Prabowo pun dianggap bisa membawa Indonesia lebih baik dari Chile.
"Tanpa leadership yang kuat, akan menjadi Chile. Pak Jokowi mengatakan di istana prosesnya harus lebih cepat dari Chile," tutur Airlangga.
Diberitakan sebelumnya, Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Chili anjlok 14 persen pada kuartal II 2020.
Bank sentral Chile mengungkap pandemi virus corona membuat perekonomian negara tersebut terpukul. Sektor ekonomi yang terdampak paling parah adalah manufaktur, konstruksi, hotel dan restaurant. Pada kuartal I 2020, PDB Chili masih meningkat sebesar 0,2 persen.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]