WahanaNews.co | Secara resmi AirAsia Group Berhad mengumumkan perubahan nama induk perusahaan menjadi Capital A Berhad atau Capital A. Perubahan nama kelompok usaha maskapai penerbangan murah tersebut sekaligus menandai strategi bisnis inti baru dari grup.
CEO Capital A Tony Fernandes mengatakan bahwa perubahan nama adalah momen penting yang menandai era baru bagi grup.
Baca Juga:
Kapolda Jambi Pimpin Sertijab Dirpolairud, Dirnarkoba dan 4 Kapolres di Jajaran Polda Jambi
"Bukan sekadar peluncuran logo baru. Pengumuman hari ini menegaskan bahwa kami bukan lagi sekadar maskapai penerbangan," katanya, lewat keterangan resmi, Jumat (28/1).
Adapun, sambung Fernandes, merek AirAsia sebagai maskapai penerbangan akan tetap melekat. Ini artinya, merek maskapai penerbangan yang bermarkas di Malaysia itu tidak akan berubah.
"Ini adalah salah satu merek terkuat di Asia dan menjadi platform yang kuat untuk dapat dimanfaatkan lini produk dan layanan kami lainnya," terang dia.
Baca Juga:
Rute Penerbangan Yogyakarta-Thailand akan Dibuka Tahun 2023
Perubahan nama induk perusahaan menjadi Capital A, ia menjelaskan, untuk memperkenalkan identitas korporat baru yang lebih mencerminkan bisnis inti grup saat ini dan pengembangan di masa depan.
"Kami percaya nama baru ini akan meningkatkan daya jual produk dan mendorong kesuksesan grup kami dalam jangka panjang," tutur Fernandes.
Capital A menjadi perusahaan investasi dengan beragam portofolio bisnis yang menawarkan nilai terbaik dengan biaya terendah. Salah satunya, menghadirkan layanan perjalanan dan gaya hidup sehari-sehari dengan terjangkau dan mudah diakses.
Saat ini, produk dan layanan Capital A telah diakses lebih dari 700 juta orang di Asean. Total produk yang ditawarkan sebanyak 16, termasuk layanan di AirAsia Super App.
Produk dan layanan yang dimaksud tidak hanya untuk penerbangan dan perjalanan, tetapi juga gaya hidup sehari-hari, mulai dari makanan, ritel, dan e-commerce, hingga ride hailing.
"Semua portofolio bisnis kami di jalur untuk menjadi pemimpin industri di bidang masing-masing di Asia Tenggara, termasuk BigPay, divisi engineering pesawat, dan usaha logistik," imbuh Fernandes.
Bahkan, AirAsia Super App diklaim sudah menyandang status unicorn dalam kurang dari dua tahun dengan 50 juta pengunjung bulanan.
Bisnis fintek BigPay pun mendapat suntikan dana US$100 juta dari konglomerat Korea Selatan SK Group.
"Kami telah berputar arah, berubah, dan menyusun rencana untuk meningkatkan pendapatan non maskapai menjadi sekitar 50 persen dari keseluruhan pendapatan grup pada 2026 mendatang," tandasnya. [bay]