WahanaNews.co, Jakarta - Aliansi Lembaga Perlindungan Konsumen Listrik Nasional (Alperklinas) mendesak Kementerian Pertanian (Kementan) untuk lebih melibatkan masyarakat dalam program transformasi lahan pertanian menjadi sumber energi, yang dilakukan melalui inisiatif Green Economy Village (GEV).
Program ini bertujuan untuk mengintegrasikan masyarakat dalam pengelolaan biomassa yang akan digunakan untuk co-firing di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Ketua Umum Alperklinas, KRT Tohom Purba, memberikan apresiasi terhadap upaya pemerintah dalam meningkatkan penggunaan energi terbarukan melalui program ini.
"Kami mengapresiasi program ini. Namun, kami juga mengingatkan pentingnya melibatkan masyarakat secara langsung, terutama dalam aspek pemberdayaan ekonomi lokal. Tanpa keterlibatan aktif masyarakat, program ini tidak akan sepenuhnya memberikan dampak yang maksimal," ujar Tohom Kepada WahanaNews.co di Jakarta, Minggu (10/11/2024).
"Ini bukan hanya soal energi, tetapi juga tentang kesejahteraan masyarakat," sambungnya.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Dalam keterangannya, Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono menyampaikan bahwa Kementan siap mendukung penuh program ini.
"Kami dari Kementerian Pertanian siap bersinergi dan memberikan dukungan penuh. Program ini tidak hanya berkontribusi pada energi terbarukan, tetapi juga berdampak langsung terhadap ekonomi masyarakat," ujar Sudaryono pada Rabu (9/10/2024) di Jakarta.
Direktur Utama PLN EPI, Iwan Agung Firstantara, menambahkan bahwa biomassa menjadi salah satu kunci untuk mencapai target bauran energi 23% pada 2025 dan Net Zero Emissions (NZE) pada 2060.