WahanaNews.co | Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo, mendorong proses pengembangan dan produksi pesawat N-219 Nurtanio karya anak bangsa agar bisa diproduksi massal untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Saat ini tingkat komponen dalam negeri N-219 Nurtanio sudah mencapai 44,69 persen. Mulai landing gear, avionics, sampai bahan baku pesawatnya dibuat oleh industri di dalam negeri.
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
"Pesawat N-219 Nurtonio merupakan pesawat kebanggaan Indonesia karya anak bangsa yang merupakan hasil kolaborasi antara PT. Dirgantara Indonesia dan Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional. Perlu dukungan dari semua pihak agar pesawat ini bisa segera diproduksi massal," ujar Bamsoet saat berkunjung ke PT Dirgantara Indonesia, di Bandung, Sabtu (23/7/22).
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, ide pembuatan N-219 Nurtonio telah ada sejak 2006.
Proses perancangan baru dilakukan oleh PT Dirgantara Indonesia mulai tahun 2007.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
Karena kondisi riset dan inovasi nasional belum membaik akibat krisis 1998, desain pesawat baru mulai dibuat pada 2014 serta sejumlah komponen mulai diproduksi 2015.
"Pesawat N-219 Nurtanio diproduksi guna menghubungkan wilayah-wilayah terpencil yang ada di Indonesia. Pesawat ini dapat mengangkut 19 penumpang, dengan kapasitas muatan 2.313 kilogram. N-219 Nurtanio memiliki kecepatan jelajah maksimum hingga 210 knot atau 388 kilometer per jam, dengan daya jelajah mencapai ketinggian 10.000 Ft serta jarak tempuh mencapai 828 NM (1.533 Km), " kata Bamsoet.
Bamsoet menerangkan, pesawat N-219 Nurtanio sangat cocok sebagai moda transportasi yang andal menjangkau wilayah-wilayah terpencil.
Pesawat ini memiliki kemampuan terbang di daerah pegunungan dengan tinggi lebih dari 1.800 meter serta terbang di tengah cuaca yang berubah-ubah.
"Dengan koefisien gaya angkat maksimum dari kedua sayap, N-219 Nurtanio bisa tetap stabil saat terbang dengan kecepatan rendah di antara gunung-gunung. Di darat N-219 Nurtanio hanya membutuhkan landasan pacu kurang dari 600 meter untuk bisa terbang serta mendarat dengan aman. Pesawat ini juga bisa mendarat di landasan pacu yang berupa tanah yang dicangkul," urai Bamsoet.
Bamsoet menambahkan sistem yang digunakan N-219 Nurtanio menggunakan teknologi elektronik dan avionik. Pesawat juga dilengkapi dengan teknologi terrain alerting and warning system untuk memberi pandangan 3 dimensi bagi pilot.
N-219 Nurtanio dapat dilengkapi pula dengan berbagai kebutuhan misi, mulai dari troop transportation, konfigurasi medical evacuation, cargo transportation, surveillance, dan search and rescue (SAR).
"PT Dirgantara Indonesia saat ini tengah menyiapkan pengembangan pesawat N219 jenis amphibi yang sudah memasuki tahapan detail design. Selanjutnya masuk ke tahapan prototyping and structure test, development flight test dan ditargetkan perolehan amendment type certificate (ATC)/sertifikasi amphibi di tahun 2024. Kita harapkan perusahaan dirgantara Indonesia, pemerintah ataupun pihak swasta, mau mengunakan pesawat produksi dalam negeri yang dibuat PT Dirgantara Indonesia," pungkas Bamsoet. [rin]