WahanaNews.co | Ketua Umum Majelis Pimpinan Nasional (MPN) Pemuda Pancasila, Japto
Soelistyo Soerjosoemarno, menyampaikan apresiasi dan selamat
atas terpilihnya Arsjad Rasjid sebagai Ketua Umum Kadin Indonesia
secara mufakat.
Arsjad Rasjid resmi ditetapkan menjadi
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin)
Indonesia periode 2021-2026 melalui Musyawarah Nasional (Munas) VIII di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis (1/7/2021).
Baca Juga:
60 Kader Pemuda Pancasila Lolos Pileg 2024, Bamsoet: Bukti Kompetensi di Arena Politik
"Selamat kepada Arsjad Rasjid yang
terpilih menjadi Ketua Kadin Indonesia
melalui musyawarah mufakat," ujar Japto.
Menurutnya, ini adalah suatu proses
yang baik, bahwa sebetulnya selain voting
ada cara lain, yaitu dengan musyawarah mufakat.
Japto juga mengapresiasi Munas yang
telah berjalan dengan baik, sesuai dengan kultur dan nilai-nilai Indonesia, yakni gotong royong dan persatuan.
Baca Juga:
Daftar 48 Anggota DPR RI dan 14 DPD RI Terpilih dari Kader Pemuda Pancasila
"Selain itu juga Munas berlangsung
lancar dan tidak gaduh. Teduh, harmonis tapi juga tentunya mengutamakan
kebersamaan," kata Japto.
Dia pun mengingatkan Arsyad agar
memegang komitmennya saat mendeklarasikan diri menjadi calon Ketum Kadin, beberapa bulan lalu.
Arsjad Rasjid berkomitmen untuk
membantu dunia usaha dan mendukung pemerintah dalam pemulihan ekonomi.
Japto menilai, Kadin perlu terus dorong pemerataan stimulus ekonomi dan pengembangan
program hingga ke daerah-daerah yang membutuhkan.
"Ke depannya, Kadin memiliki tugas bukan hanya mengangkat pedagang besar dan UMKM,
namun juga pedagang kaki lima. Sehingga, ia berharap para pedagang kaki lima
bisa merasakan kenikmatan berusaha di Indonesia," ucap Japto.
Dia mengungkapkan, dukungan ke Arsjad
menjadi Ketum Kadin karena notabene Arsjad juga merupakan Wakil Ketua Umum (Waketum) di Pemuda Pancasila.
Karenanya, Japto menegaskan akan
selalu mendukung kegiatan Kadin dan meminta Kadin untuk
berkolaborasi dengan Pemuda Pancasila dalam
menjalankan tugas dan fungsinya.
Sementara itu, Sekjen MPN Pemuda
Pancasila, Arif Rahman, mengatakan, ke depan yang terpenting
adalah Kadin yang inklusif dan kolaboratif.
Dia meminta Arsjad untuk tidak lagi
melihat proses kontestasi pemilihan calon Ketua Umum tersebut, karena proses itu sudah
selesai.
"Justru harus mulai berpikir dan
bekerja untuk masa depan Kadin dan perekonomian Indonesia agar bisa
bangkit dari krisis," tutur Arif.
"Yang paling penting sebenarnya
adalah lihat bagaimana Kadin Indonesia ke depan. Kita tidak perlu
lihat apa yang di belakang, tapi apa yang di depan. Kita belajar apa yang di belakang
supaya bisa lebih baik ke depan," tambah Arif.
Ia mengatakan, peran Kadin ke depan akan sangat strategis dalam perekonomian nasional di
tengah krisis akibat pandemi ini.
Kadin
diharapkan bisa menjadi motor akselerasi kebangkitan ekonomi di tengah krisis
dan pasca krisis.
"Di sini mutlak diperlukan kolaborasi
Kadin dengan pihak lain," tegas Arif.
Dia berharap, Kadin Indonesia mampu menjadi jembatan sekaligus fasilitator antara
pengusaha besar dengan UMKM, termasuk pedagang kaki lima.
Selain itu, lanjut Arif, Kadin juga harus mampu merangkul pengusaha-pengusaha di daerah untuk
dapat lebih aktif bukan saja dalam memutar roda ekonomi, tetapi juga dalam
melakukan berbagai upaya untuk turut serta mengakhiri pandemi ini.
Peran strategis Kadin Indonesia lainnya yang perlu untuk diperkuat adalah dalam rangka
membantu pemerintah dalam mengatasi krisis dan juga sekaligus menjadi
fasilitator untuk mensinergikan kebutuhan pemerintah dengan pengusaha, dan juga
mendorong kemudahan regulasi bagi pengusaha agar tetap survive di masa krisis ini.
"Pemuda Pancasila selalu siap
berkolaborasi dengan setiap pihak, terutama Kadin, untuk
mempercepat pemulihan ekonomi di tengah pandemi, terutama untuk bisa menjangkau
pengusaha-pengusaha kecil dan menengah yang tersebar di seluruh pelosok
Indonesia," imbuh Arif.
Ia mengaku, sejumlah program pokok
yang dicanangkan oleh Arsjad pun tampaknya seiring sejalan dengan program pokok
Pemuda Pancasila.
Sehingga, tidaklah
sulit untuk berkolaborasi.
"Kolaborasi strategis diperlukan agar
kita segera lepas dari krisis akibat pandemi dan bangkit secara ekonomi. Demi
NKRI dan Merah-Putih, kita tak bisa bekerja sendiri sendiri. Bersama pemerintah
dan seluruh rakyat Indonesia, kerja-kerja kolaboratif harus diintensifkan,"
pungkasnya. [qnt]