WahanaNews.co, Jakarta Para pemimpin negara sepakat meningkatkan kerja sama di kawasan
Indo-Pasifik sebagai epicentrum of growth dan mendorong kerjasama strategis lainnya. Hal tersebut mengemuka pada Pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-Australia, Kamis (7/9) di Jakarta.
Pertemuan KTT ke-33 ASEAN-Australia dipimpin Presiden RI Joko Widodo bersama Perdana Menteri Australia Anthony Albanese. Mendag Zulkifli Hasan mendampingi Presiden RI dalam pertemuan tersebut.
Baca Juga:
Strategi Kolaborasi Ekonomi Indonesia-Australia Kembali Diperkuat untuk Lanjutkan Berbagai Komitmen Kerja Sama
“Pada pertemuan ini, para pemimpin negara ASEAN sepakat untuk memperkuat hubungan ekonomi. Salah satunya adalah dengan mendorong Menteri Ekonomi ASEAN untuk melengkapi penandatanganan AANZFTA. ASEAN juga mengapresiasi dukungan Australia untuk mendukung implementasi AANZFTA dan RCEP,” kata Mendag Zulkifli Hasan.
Sebelumnya, enam negara yaitu Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, Australia, dan
Selandia Baru telah menandatangani Protokol Perubahan ke-2 AANZFTA.
Penandatanganan tersebut terlaksana di sela-sela rangkaian Pertemuan ke-55 para Menteri Ekonomi ASEAN (55th
ASEAN Economic Ministers’/AEM Meeting) di Semarang, Jawa Tengah, 21 Agustus 2023.
Baca Juga:
Dukung World Water Forum 2024, PLN Bakal Siapkan 52 Charging Station
Mendag Zulkifli Hasan menuturkan, KTT ke-3 ASEAN-Australia juga menyepakati sejumlah hal seperti dukungan pada kerja sama di bidang energi bersih, persetujuan kerangka kerja ekonomi digital, dan pengembangan ekosistem kendaraan listrik.
“ASEAN memiliki nikel, sedangkan
Australia memiliki litium. Jadi, jika ASEAN dan Australia bekerja sama, keduanya bisa mencukupi kebutuhan mobil listrik,” tambah Mendag Zulkifli Hasan.
KTT ke-3 ASEAN-Australia juga mengesahkan ASEAN—Australia Joint Leaders’ Statement on Strengthening Food Security and Nutrition in Response to Crises, atau pernyataan bersama pemimpin negara terkait keamanan pangan.
Mendag Zulkifli Hasan menambahkan, ASEAN dan Australia juga sepakat dengan pentingnya perdamaian dan stabilitas di Indo-Pasifik, sentralitas ASEAN di kawasan, dan kerja sama konkret yang bermanfaat bagi rakyat.
“Tadi juga sudah disepakati tentang peringatan 50 tahun kemitraan ASEAN dan Australia pada 4-6 Maret 2024 di Melbourne, Australia,” urainya.
Pada 2022, total perdagangan Indonesia dan Australia tercatat sebesar USD 13,3 miliar. Dari nilai
tersebut, ekspor Indonesia ke Australia sebesar USD 3,5 miliar dan impor Indonesia dari Australia sebesar USD 9,9 miliar.
Produk ekspor Indonesia ke Australia adalah pupuk, alat reseptor televisi,
dan minyak bumi. Sedangkan impor Indonesia dari Australia, yaitu batu bara, gandum, dan biji besi.
“Nilai perdagangan Indonesia dengan Australia memang defisit USD 6,4 miliar. Hal ini karena Indonesia mengimpor gandum, daging sapi, dan kedelai,” pungkas Mendag.
[Redaktur: Tumpal Alpredo Gultom]