Meski begitu, Ferry mengakui proses pembangunan masih menghadapi kendala di lapangan, terutama terkait kesiapan lahan. Tidak semua lokasi yang terdata memenuhi kriteria yang ditetapkan pemerintah.
"Ada juga lahan yang tidak sesuai, misalnya terlalu kecil atau lokasinya tidak strategis," ungkap dia.
Baca Juga:
Pentingnya Data Presisi untuk Program Koperasi Desa, Ferry: "Jangan Berdasar Asumsi"
Untuk mengatasi hal itu, Kemenkop menggandeng pemerintah daerah, dinas koperasi, serta jajaran TNI dalam proses verifikasi dan penentuan lokasi. Pemerintah daerah juga diminta membantu menginventarisasi aset provinsi, kabupaten, atau kota yang memiliki lahan kosong agar dapat dimanfaatkan untuk pembangunan Kopdes.
Ferry menegaskan, pelibatan PT Agrinas Pangan bukan karena ketidakpercayaan terhadap koperasi, melainkan karena pembangunan fisik membutuhkan kemampuan teknis khusus dan pengawasan ketat di lapangan.
"Koperasi memang belum punya kapasitas untuk pekerjaan konstruksi. Karena itu, kami bekerja sama dengan PT Agrinas dan TNI agar pembangunan bisa selesai lebih cepat," pungkasnya.
Baca Juga:
Koperasi Merah Putih Berantas Kemiskinan Ekstrem
[Redaktur: Alpredo Gultom]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.