WahanaNews.co, Jakarta - Jelang bulan Ramadan, harga sejumlah bahan pokok rutin mengalami kenaikan. Hal ini tentunya membuat pusing para ibu rumah tangga. Fenomena ini membuat mereka harus mengeluarkan dana tambahan saat Ramadan.
Padahal, dana tambahan tersebut tidak mesti dikeluarkan jika tahu cara mengelola keuangan selama Ramadan, apalagi di tengah naiknya harga bahan kebutuhan pokok.
Baca Juga:
Sambut Tahun Baru 2025, Yuk Terapkan 5 Hal Ini Biar Selalu ‘Positif Vibes’
Pakar Perencana Keuangan Sekolah Bisnis Manajemen (SBM) Institut Teknologi Bandung (ITB) Subiakto seperti dilansir detikcom menuturkan, ibu rumah tangga seharusnya bisa membuat alokasi keuangan selama bulan Ramadan.
"Kalau menurut saya Ramadan ini bukan yang gak diketahui sebelumnya ya, beda dengan kenaikan harga minyak yang tiba-tiba naik. Kalau Ramadhan kan sudah diketahui sebelumnya, jadi kita bisa mempersiapkan dengan membuat alokasi pengeluaran," kata Subiakto.
"Kalau sudah ada jatah alokasi untuk Ramadhan kan lebih mudah sebetulnya," imbuhnya.
Baca Juga:
Sambut Tahun Baru 2025, Yuk Terapkan 5 Hal Ini Biar Selalu ‘Positif Vibes’
Secara umum, Subiakto menyebut alokasi pengeluaran yang dimaksud yakni mengetahui berapa pemasukan dan pengeluaran setiap bulannya. Jika hasilnya defisit, ia menganjurkan memangkas pengeluaran yang tidak perlu.
"Secara umum, yang pertama dibuat analisa situasi keuangan, jadi pemasukan berapa dan pengeluaran berapa, disana itu surplus atau defisit. Yang diharapkan kan surplus. Kalau defisit, ditinjau lagi pengeluarannya tapi ini agak sulit memang," ungkapnya.
Oleh sebab itu, ada cari lain agar keuangan keluarga bisa seimbang selama Ramadan. Caranya adalah memanfaatkan peluang untuk mencari pemasukan tambahan.
"Mungkin yang lebih mudah mencari cara apakah yang bisa dilakukan untuk meningkatkan pendapatan, dari hobinya misal bisa jualan masakan, bikin kue kan kalau Ramadhan ini ada opportunity (peluang) ya," ujar Subiakto.
Selain itu, Subiakto juga mengungkapkan jika ada kebiasaan kurang tepat saat Ramadan tiba. Masyarakat seakan memiliki tradisi dengan menyuguhkan menu yang bermacam-macam ketika berbuka puasa. Hal itu tentunya akan membuat pengeluaran menjadi lebih besar.
"Sebetulnya orang puasa pengeluaran berkurang, harusnya ya. Tapi kaya budaya, jadinya orang buka puasa harus lauknya yang enak, banyak. Ini membutuhkan pengendalian diri sebetulnya," ujarnya.
Ramadan juga menurutnya merupakan dua sisi yang harus disikapi secara bijak oleh ibu rumah tangga. Selain pengeluaran lebih, ada peluang yang bisa dimanfaatkan untuk menambah penghasilan keluarga.
"Jadi sebetulnya Ramadan ini dua sisi ya, ada yang menyikapinya sebagai ekstra pengeluaran atau ini opportunity, ini ada peluang mendapatkan penghasilan tambahan," pungkasnya.
[Redaktur: JP Sianturi]