WahanaNews.co | Direktur Utama (Dirut) Bulog Budi Waseso mengungkapkan penggunaan kedelai impor di Indonesia pada umumnya.
Dia menjelaskan kedelai impor lebih cocok untuk bahan baku tempe, sedangkan untuk tahun bisa memakai kedelai lokal.
Baca Juga:
Harga Kacang Kedelai Meroket, Pengrajin Tahu Rumahan Terancam Bangkrut
Kenapa kedelai impor cocok untuk bahan baku tempe?
"Perlu saya sampaikan kedelai dalam negeri itu lebih cocok dan bagus dibuat untuk tahu, tempe itu bagusnya dari produksi impor karena kedelainya besar-besar," ujar pria yang akrab disapa Buwas itu usai mendampingi Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengecek stok beras di gudang Bulog Kelapa Gading, Jumat (11/3/2022).
Di sisi lain, menurut Buwas, Menteri Pertanian sedang memetakan wilayah-wilayah yang bisa memproduksi kedelai, sehingga produksi lokal bisa ditingkatkan.
Baca Juga:
Diva Indonesia Kris Dayanti Ternyata Doyan Ubi Cilembu
Buwas juga menjelaskan saat ini masih menghitung berapa banyak kedelai yang mesti diimpor agar menjaga keseimbangan pasokan maupun harga di dalam negeri.
Termasuk saat kedelai impor datang nanti sejauh mana mempengaruhi harga.
"Kita sedang berhitung berapa sih idealnya kedelai kita datangkan impor, idealnya, harganya jatuhnya berapa? Jangan sampai harganya tinggi jatuh ke perajin tinggi juga, tidak ada gunanya. Ini yang saya hitung, kalau harganya ternyatanya tinggi kita tetap harus menjual kepada perajin itu murah sesuai dengan diharapkan," terang Buwas.
Dia menambahkan kalkulasi juga mencakup berapa besar subsidi yang akan diberikan pemerintah.
"Subsidi pemerintah, ini saya hitung, tapi di sini sekali lagi Bulog tidak jual beli untuk mencari keuntungan, tidak. Tapi tadi kita tetap melakukan stabilisasi," tutur Buwas. [rin]