WahanaNews.co, Jakarta - Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri menegaskan pentingnya peran sektor ritel sebagai lokomotif penggerak pertumbuhan ekonomi dan perdagangan nasional. Selain itu, sektor ritel turut menopang terciptanya lapangan kerja dan mendorong inovasi di Indonesia.
Demikian disampaikan Wamendag Roro dalam Asosiasi Matahari’s Supplier Club (AMSC) Gathering 2025 yang mengusung tema “Ohana Intimacy in Perfect Harmony - Sinergi
Nasional Hadapi Tantangan Global” di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu, (23/4).
Baca Juga:
Hadapi Tantangan Global, Wamendag Roro Dorong Semangat Optimisme Sektor Perdagangan
“Dengan kontribusi konsumsi rumah tangga sebesar 54,04 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada 2024, sektor ritel terbukti menjadi tulang punggung perekonomian dan perdagangan nasional. Oleh karena itu, sektor ritel perlu terus didukung dan didorong agar tetap inovatif, kompetitif, dan berkelanjutan,” ujar Wamendag Roro.
Turut mendampingi Wamendag Roro, yaitu Direktur Bina Usaha Perdagangan Septo Soepriyatno.
Bertindak memberikan pidato sambutan, yaitu Ketua Umum AMSC Yvonne dan Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO) Budihardjo Iduansjah. Turut memberikan pidato kunci, yaitu Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Suryo Utomo.
Wamendag Roro menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,03 persen secara
kumulatif (cumulative to current/c-to-c) pada 2024 merupakan bukti ketahanan ekonomi nasional
di tengah ketidakpastian global. Momentum ini, lanjutnya, harus terus dijaga melalui sinergi pemerintah, pelaku usaha, hingga masyarakat.
Baca Juga:
Surplus Neraca Perdagangan Indonesia pada Maret 2025 Meningkat
“Sektor ritel di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar seiring dengan pertumbuhan ekonomi
nasional. Dengan jumlah penduduk yang mencapai lebih dari 284 juta jiwa dan dominasi generasi muda yang melek teknologi, sektor ritel terus menunjukkan perkembangan, baik secara luring maupun daring,” imbuh Wamendag Roro.
Lebih lanjut, Wamendag Roro juga menyoroti perubahan pola konsumsi masyarakat yang semakin selektif. Selama periode Ramadan dan Idulfitri 2025, jumlah pengunjung pusat perbelanjaan meningkat 10 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Namun, nilai transaksi ritel justru
diperkirakan menurun 5–8 persen. Penurunan ini disinyalir karena kecenderungan konsumen untuk
memilih produk sejenis dengan harga yang lebih terjangkau.