WahanaNews.co | Dalam rangka mendukung integrasi ekonomi di ASEAN, negara-negara ASEAN terus menjalin komunikasi dan mempererat koordinasi serta kerja sama multilateral termasuk melalui forum ASEAN Economic Community (AEC) Council Meeting.
Pertemuan Preparatory Senior Economic Officials Meeting (SEOM) telah diadakan pada Sabtu (6/05) untuk membahas kesiapan logistik dan substansi The 22nd ASEAN Economic Community Council Meeting.
Baca Juga:
Strategi Kolaborasi Ekonomi Indonesia-Australia Kembali Diperkuat untuk Lanjutkan Berbagai Komitmen Kerja Sama
“Indonesia mengajak negara anggota ASEAN untuk melanjutkan integrasi ekonomi dan membuka potensi yang ada, menjaga stabilitas keuangan, memperkuat ketahanan pangan dan energi, mempercepat transformasi digital serta meningkatkan konektivitas,” ujar Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Edi Prio Pambudi, yang juga bertindak sebagai Pimpinan Delegasi Indonesia pada AEC Council.
Lebih jauh, Deputi Edi menjelaskan bahwa untuk mendukung integrasi ekonomi ASEAN paling tidak ada empat hal yang harus dijawab bersama.
Pertama, bagaimana ASEAN menjawab kondisi kedaruratan yang berdampak pada stabilitas ekonomi wilayah. Kedua, bagaimana ASEAN menyikapi gejala de-globalization, decoupling dan de-risking. Ketiga, bagaimana ASEAN menyiapkan secara efektif pengelolaan resiko untuk menjaga sentralitas ASEAN. Terakhir, bagaimana ASEAN memainkan pengaruh dalam geopolitik dan geoekonomi saat ini.
Baca Juga:
Dukung World Water Forum 2024, PLN Bakal Siapkan 52 Charging Station
Indonesia menyampaikan 16 Priority Economic Deliverables (PED) yang akan diusung pada masa Keketuaan di ASEAN 2023 dan target capaiannya untuk mendukung ASEAN sebagai epicentrum of growth.
“Terdapat dua capaian penting sampai Kuartal I-2023 yaitu terselesaikannya penyusunan Taksonomi ASEAN Tahap 2 dan selesainya perundingan upgrading AANZFTA,” ucap Deputi Edi.
Selain itu, SEOM juga membahas beberapa perihal yang dilaporkan selama pertemuan seperti pelaksanaan Prioritas Tahunan ASEAN, progres PED tahun 2022, implementasi Cetak Biru Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2025, perkembangan inisiatif keberlanjutan ASEAN, serta proses bergabungnya Timor Leste.
Berkenaan dengan itu, Indonesia mengundang seluruh pihak untuk turut berpartisipasi aktif dalam mencapai target integrasi dan kerja sama ekonomi yang telah dicanangkan.
“Sebagai sebuah komitmen bersama untuk menjamin signifikansi dan relevansi ASEAN, kami meminta segenap dukungan serta kolaborasi dari seluruh pihak yang relevan untuk segera menyelesaikan agenda yang ada,” kata Deputi Edi.
Pertemuan Preparatory SEOM kali ini dipimpin oleh Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono, dan dihadiri oleh seluruh Pejabat Ekonomi Senior dari ASEAN, termasuk Timor Leste sebagai observer, serta Deputi Sekretaris Jenderal ASEAN.
Penyusunan ASEAN Digital Framework Agreement (DEFA) yang saat ini dalam tahap studi juga didorong untuk dapat segera diumumkan proses perundingannya pada tahun ini.
Selanjutnya, SEOM membahas rencana deklarasi Kepala Negara terhadap pembentukan ekosistem kendaraan listrik di ASEAN. Deklarasi ini rencananya akan disepakati oleh Kepala Negara ASEAN dalam KTT ASEAN yang digelar pada 10 Mei 2023 di Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur (NTT).
SEOM juga mendiskusikan beberapa dokumen yang akan disampaikan kepada Kepala Negara untuk mendapatkan arahan, seperti Laporan Menteri AECC kepada Kepala Negara, Pernyataan Bersama membangun ekosistem kendaraan listrik di kawasan, serta Pernyataan Bersama untuk kemudahan transaksi, dan Pernyataan Presiden dalam KTT ASEAN ke-42. Demikian dilansir dari laman ekongoid, Minggu (7/5). [jp/jup]