WahanaNews.co, Surabaya - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mendampingi Komisi V DPR RI melakukan Kunjungan Kerja (Kunker) Reses di Surabaya, Provinsi Jawa Timur (Jatim), Senin (09/12/24). Kunker ini guna meninjau kesiapan infrastruktur jalan dan jembatan dalam upaya mendukung kelancaran dan kenyamanan arus lalu lintas pengguna jalan saat libur Natal 2024 dan Tahun Baru (Nataru) 2025.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Direktorat Jenderal Bina Marga, Miftachul Munir, mengatakan saat ini panjang Jalan Nasional (non-tol) di Jatim 2.261,68 kilometer (km) dengan kondisi mantap 96,37% dan jembatan 35.705,1 meter (m), kemantapan 82,1%. Sedangkan di Bali panjang Jalan Nasional (non-tol) 589,65 km, kemantapan jalan 99,03% dan jembatan 10.508 m, kemantapan 95,35%,” katanya.
Baca Juga:
Wamen Diana Tinjau Kesiapan Rest Area KM 57 Tol Jakarta-Cikampek
Munir menambahkan, sementara Jalan Nasional Tol di Jatim telah beropersi 439,41 km dan tahap konstruksi 56,5 km, “serta di Bali telah beroperasi sepanjang 2 km,” tambahnya saat mendampingi Kunker Reses Komisi V DPR RI di Jatim.
Kementerian PU juga telah melakukan pemetaan lokasi rawan bencana dan kepadatan kendaraan untuk menetapkan 36 Posko Nataru serta menyiapkan Posko Alat Berat/ Disaster Relief Unit (DRU) dan Bahan Material yang tersebar di Provinsi Jatim dan Provinsi Bali.
“Kami juga berencana membuka sementara Tol Probolinggo-Banyuwangi ruas Krasaan-Gending (9 km) Jalur B dari Banyuwangi ke arah Surabaya secara fungsional, pada tanggal 21 Desember 2024 s/d 5 Januari 2025 Pukul 06.00 –16.00 WIB. Namun jalur ini hanya melayani entrance, dimana exit terjauh dari Surabaya di SS Gending (Ruas Tol Pasuruan-Probolinggo),” tambah Munir
Baca Juga:
Pemkab Penajam Paser Utara Bantu Warga Lokal Kerja di IKN Nusantara
Tidak sampai di situ, Munir juga menyampaikan bahwa Kementerian PU telah melakukan beberapa tindakan mitigasi dalam mendukung kelancaran lalu lintas Nataru 2025.
“Kami akan menjaga kondisi jalan zero pothole, pembersihan saluran drainase dan rumija, memeriksa dan memastikan elemen-elemen jembatan dan lereng/tebing dalam kondisi aman/stabil,” kata Munir.
Lanjut Munir, dilakukan juga pengecatan marka jalan, menyiapkan material penanganan darurat (cold mix/Tambal Cepat Mantap (TCM), Bronjong, Rangka Jembatan Bailey, Sand Bag/Geo Bag), “dan material lain sesuai kebutuhan kondisi darurat,” lanjutnya.