WahanaNews.co | East Ventures memimpin pendanaan startup pertanian Aria US$ 5 juta atau setara Rp 74 miliar. Investor lain yang berpartisipasi yakni Triputra Group, Michael Sampoerna, Arkana Ventures, GK-Plug & Play, dan beberapa lainnya.
Startup pertanian Aria berfokus meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan hasil panen. Caranya, dengan menggunakan pesawat tanpa awak alias drone dan solusi berbasis Internet of Things (IoT).
Baca Juga:
Pemkab Kuningan Terima Bantuan Rp3 Miliar untuk Petani dari Kementan
“Kami percaya solusi yang kami hadirkan dapat membuka potensi terbesar dari industri agrikultura di Indonesia, serta menciptakan dampak positif dalam perkembangan secara keseluruhan,” kata Co-Founder sekaligus CEO Aria William Sjaichudin dalam keterangan pers, Senin (29/8).
William membangun Aria bersama dengan Arden Lim dan Yosa Rosario pada Oktober 2021. Mereka menilai bahwa sektor pertanian Tanah Air menghadapi sejumlah kendala, terutama soal penurunan jumlah petani.
Kondisi itu membuat proses penyiraman dan panen sulit dilakukan, karena keterbatasan tenaga kerja. Hal ini berdampak juga pada menurunnya kualitas tanaman dan tingginya resiko gagal panen, sehingga merugikan petani.
Baca Juga:
Prabowo Tebar Benih Padi Dengan Teknologi Drone Pertanian
Atas dasar kondisi tersebut, Aria pun menyediakan sejumlah solusi di sektor pertanian di antaranya:
1. Solusi IoT untuk pelacakan para pekerja (worker tracker)
Pengembangan ini berfokus meningkatkan visibilitas para petani di perkebunan skala besar. Selain itu, mengatasi konektivitas yang buruk di kondisi lapangan yang sulit.