WahanaNews.co | Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat ekspor pakaian melonjak 36 persen terhitung pada Januari 2022, dibandingkan tahun lalu.
"Ekspor pakaian jadi kita meningkat cukup tajam untuk Januari-Februari berdasarkan data BPS, 36 persen peningkatannya di Januari 2022 jika dibandingkan di periode sama tahun lalu," ungkap Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Budi Sumedi pada acara 'Road to Jakarta Muslim Fashion Week', Rabu (6/4).
Baca Juga:
Produk Fesyen dan Kriya Lokal Mampu Bersaing di Pasar Global
Menurut Budi, Kemendag dalam beberapa tahun terakhir memfokuskan ekspor pada produk-produk manufaktur, khususnya pakaian jadi alias fast fashion.
Ekspor banyak dikirim ke negara-negara seperti Amerika Serikat (AS), Jepang, Korea dan negara Asia lainnya.
Ia mengatakan meski masih ada tekanan geopolitik yang muncul dari invasi Rusia terhadap Ukraina, permintaan di sektor pakaian terlihat meningkat pesat, khususnya pada busana muslim dan modest fashion.
Baca Juga:
Kenapa Konsumen Memilih Barang Bermerek?
"Ada peluang bagi kita untuk mengekspor pakaian jadi, apalagi kalau mau ambil niche market kita, modest fashion. Kementerian Perdagangan saat ini fokus ke ekspor non komoditas dan jasa, fokus pada perkembangan produk halal termasuk fashion muslim," kata Budi.
Seiring dengan hal ini, Budi melaporkan nilai ekspor Indonesia mencapai rekor tertinggi pada 2021, yakni sebesar US$231,5 miliar atau setara Rp3.326 triliun (asumsi kurs Rp14.367).
Angka tersebut melampaui pencapaian terakhir di 2011 dengan US$203,5 miliar.
"Kita tahun lalu menembus ekspor dengan nilai US$231,5 miliar... dan ini menghasilkan surplus untuk nonmigas US$48 miliar, tapi secara total kita surplus US$35 miliar karena mengalami defisit di neraca migas," ujarnya. [rin]