WahanaNews.co | Guna merealisasikan energi berkeadilan, pemerintah hadir melalui PT PLN (Persero) menyalurkan sambungan listrik gratis dari program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) untuk 3.860 rumah tangga yang tidak mampu di Sulawesi Selatan.
Secara simbolis, penyalaan sambungan listrik gratis ini dilaksanakan di dua tempat berbeda yakni di Desa Mattirotasi, Kecamatan Maros Baru, Kabupaten Maros, pada hari Kamis lalu (8/9) serta di Desa Tancung, Kecamatan Tana Sitolo, Kabupaten Wajo, pada Sabtu (10/9).
Baca Juga:
Hari Pelanggan, PLN bersama Pemerintah Salurkan Bantuan Pasang Baru Listrik di Tangerang
Bupati Wajo, Amran Mahmud mengapresiasi bantuan sambungan listrik gratis dari Kementerian ESDM dan PLN. Bantuan ini akan bisa meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian di masyarakat. Khususnya untuk Desa Tancung yang sebelumnya belum tersambung listrik.
“Kami berharap mudah-mudahan sambungan untuk 3.000 warga di Desa Tancung yang belum berlistrik bisa segera dituntaskan. Supaya tidak ada lagi masyarakat Wajo yang tidak bisa mengakses listrik,” tambah Amran.
Norma, seorang penerima Program BPBL di Kabupaten Wajo menyampaikan kegembiraannya atas adanya program ini. Sebab keberadaan sambungan listrik akan sangat membantu usaha tenun yang tengah ia tekuni saat ini.
Baca Juga:
Survei Dinas ESDM Sulbar: Evaluasi 120 RTS Calon Penerima Bantuan Listrik Gratis
“Saya merasa bahagia menerima bantuan penyambungan listrik, karena ini akan sangat membantu dalam penerangan saat kerja. Bukan cuma kerja, kalau ada listrik kan semua jadi mudah,” ujar Norma.
Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan, Wanhar menjelaskan bantuan untuk 3.860 penyambungan listrik ini menggunakan alokasi Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2022 sekitar Rp 3,7 miliar.
Kegiatan ini berlandaskan Peraturan Menteri ESDM Nomor 3 Tahun 2022 tentang Bantuan Pasang Baru Listrik Bagi Masyarakat Tidak Mampu.
Ia pun mengapresiasi sinergi dan dukungan para stakeholder dalam penyaluran sambungan listrik pada program BPBL.
“Terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya atas semua pihak yang membantu proses penyalaan listrik dan untuk 3.000 warga desa Tancung yang belum mendapatkan akses listrik, Insya Allah tahun 2022 bisa mencapai 100 persen,” ujar Wanhar.
Anggota Komisi VII DPR RI, Andi Yuliani Paris berharap kehadiran listrik PLN dapat membantu anak-anak belajar serta mendorong kesejahteraan masyarakat.
“Terima kasih PLN, Kementerian ESDM atas kerja samanya. Mari kita bersinergi untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia,” ungkap Andi Yuliani Paris.
Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, dan Papua PLN Adi Priyanto menyatakan dengan meratanya listrik bagi seluruh masyarakat tidak mampu khususnya di Provinsi Sulawesi Selatan, diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat serta rasio elektrifikasi menuju 100 persen. Tercatat saat ini, rasio elektrifikasi di Sulawesi Selatan mencapai 99,81 persen.
“Dengan kerja sama dan dukungan para stakeholder, PLN berkomitmen untuk berkontribusi dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat. Yakni dengan mempermudah akses listrik bagi keluarga yang tidak mampu untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik,” jelas Adi.
Diketahui bahwa, Kementerian ESDM melalui Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan menargetkan 80.000 rumah tangga yang tersebar di Indonesia, bagi masyarakat tidak mampu yang tinggal di daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (3T) dan terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DKTS) menjadi sasaran program BPBL melalui APBN Tahun Anggaran 2022.
Setiap keluarga penerima program BPBL akan mendapatkan fasilitas seperti pemasangan instalasi listrik rumah sebanyak 3 titik lampu + 1 stop kontak, pemeriksaan dan pengujian instalasi Sertifikat Laik Operasi (SLO); serta pengisian token listrik perdana secara gratis. Sehingga begitu pemasangan selesai, masyarakat bisa langsung menggunakannya. [qnt]