WahanaNews.co | Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menargetkan laba konsolidasi dari perusahaan pelat merah tembus Rp144 triliun tahun ini.
Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan perolehan laba tahun lalu, yakni Rp126 triliun.
Baca Juga:
Ultimatum Keras Setelah Kekalahan Telak Timnas dari Jepang, Erick Thohir Ancam Mundur dari PSSI
"Insyaallah 2022 saya sudah lihat bukunya mudah-mudahan naik ke Rp144 triliun," ujar Erick dalam seminar 'Menuju Masyarakat Cashless' di Perpustakaan Nasional RI, Jakarta Pusat, Rabu (3/8).
Menurutnya, transformasi digital dan efisiensi model bisnis bisa menjadi kunci untuk mencapai target tersebut.
Hal itu, kata Erick, terbukti dari peningkatan laba di tahun-tahun sebelumnya.
Baca Juga:
Menteri BUMN Angkat Kembali Darmawan Prasodjo sebagai Dirut PT PLN
Ia mencontohkan laba bersih BUMN pada 2020 hanya Rp13 triliun kemudian meningkat signifikan mencapai Rp126 triliun pada 2021.
Lebih lanjut, ia mengatakan selama masa pandemi covid-19, hampir tiga tahun terakhir, BUMN telah berkontribusi kepada penerimaan negara sebesar Rp1.198 triliun.
"Di masa covid-19 ini kami kontribusi Rp1.198 triliun ke pemerintah. Baik pajak, deviden, dan bagi hasil. Sebelum covid-19 (kontribusi) itu lebih rendah Rp68 triliun," ujarnya.
BUMN mencatat laba bersih perusahaan pelat merah sebesar Rp126 triliun, melonjak 869 persen sepanjang 2021.
Perolehan ini sejalan dengan kenaikan pendapatan yang mencapai Rp1.983 triliun atau 99 persen dari pendapatan APBN.
Sementara, total pajak, dividen, dan PNBP yang disetor BUMN ke negara sebesar Rp371 triliun.
Dengan realisasi itu, Erick mengajukan tambahan anggaran untuk Kementerian BUMN sebesar Rp79,7 miliar dari Rp232 miliar menjadi Rp311 miliar pada 2023.
Terlebih, tambah Erick, total aset yang dikelola BUMN sangat besar mencapai Rp8.998 triliun.
Dengan demikian, ia menilai pagu anggaran yang diberikan pemerintah untuk tahun depan masih sangat kecil dibandingkan beban yang harus dikerjakan. [rin]