WahanaNews.co | Konsumsi Fesyen muslim dunia diprediksi bakal naik cukup signifikan dari tahun ke tahun. Bahkan, Bank Indonesia (BI) menyebut, konsumsi fesyen muslim secara global akan meningkat menjadi 311 miliar dolar AS.
Angka Ini diprediksi terus naik, khususnya pada tahun 2024 nanti. Sedangkan pada tahun-tahun sebelumnya sebesar 277 miliar dolar AS di tahun 2019 lalu.
Baca Juga:
Dorong Penetrasi ke Pasar Meksiko, Kemendag Kurasi Produk Mamin UMKM Indonesia untuk Pameran Ritel
"Untuk Indonesia sendiri, pengeluaran untuk sektor fesyen muslim pada tahun 2019 mencapai 16 miliar dolar AS dan termasuk lima besar negara yang dengan pengeluaran tertinggi setelah Iran, Turki, Arab Saudi, dan Pakistan," ujar Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah BI Bambang Himawan dalam Konferensi Pers Kick Off Online Exhibition ISEF 2021 secara daring di Jakarta, Jumat, seperti dikutip Antara.
Bambang mengatakan, harusnya dengan data itu sektor fesyen muslim di Indonesia harus terus berkembang agar kelak ikut serta dalam pasar global. Sebab nilainya secara industri terus menerus bertambah.
Pemerintah pun tidak tinggal diam. Dalam upaya pengembangan produk halal Indonesia seperti fesyen muslim, BI bekerja sama dengan berbagai mitra strategis. Salah satunya melalui berbagai platform e-commerce untuk menyelenggarakan pameran. Pameran ini adalah kegiatan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2021.
Baca Juga:
Cucu Legenda Jurnalistik Juara Young Creative Entreprenuer Award Martabe 2024
Perkembangannya juga sangat pesat untuk industri halal. Sektor fesyen muslim jadi unggulan mengingat Indonesia menempati peringkat ketiga dunia tertinggi triwulan II-2021.
"Perkembangannya yang pesat memperlihatkan urgensi pengembangan industri halal dalam bingkai ekonomi dan keuangan syariah yang komprehensif untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional," ujarnya.
Maka dari itu, Bambang sekali lagi mengajak untuk mengembangkan industri halal ini agar memenuhi kebutuhan pasar global yang terus meninggi.
BI juga berkomitmen untuk pengembangan sektor halal, khususnya pendekatan ekosistem halal value chain. Ekosistem mencakup lima sektor utama, yakni pertanian terintegrasi, makanan halal, fesyen muslim, pariwisata halal, dan energi terbarukan.
Bambang juga mengatakan, dari lima sektor itu unggulan untuk industri halal adalah industri makanan halal dan fesyen muslim. Keduanya bisa jadi salah satu sektor yang bisa mendorong ekonomi nasional.
BI pun membuka Program Industri Kreatif Syariah Indonesia atau IKRA. Organisasi tersebut pada triwulan II-2021 memiliki anggota sebanyak 505 usaha di seluruh Indonesia. Keanggotaan organisai ini terdiri dari UMKM di sektor makanan halal dan fesyen muslim. [rin]