WahanaNews.co | Australia selalu menjadi mitra dagang penting Indonesia. Hubungan kedua negara telah diperkuat dengan pelaksanaan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership (IA-CEPA) yang diyakini akan membawa banyak peluang perdagangan bagi Indonesia dan Australia, sekaligus membawa kemakmuran bagi kedua negara.
Hal ini ditegaskan Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi dalam Forum Bisnis ‘Understanding the Australian Market’ yang diselenggarakan dalam rangkaian kegiatan Trade Expo Indonesia ke-37 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang, Banten, hari ini, Sabtu (22/10).
Baca Juga:
Kasus Dugaan Korupsi Impor Gula, Kejagung Periksa Eks Stafsus Mendag
“Bagi Australia, Indonesia adalah hub di Asia Tenggara serta pintu gerbang utama dalam mengakses pasar Asia. Sedangkan, bagi Indonesia, Australia memiliki posisi khusus sebagai pintu gerbang kawasan pasifik yang lebih luas lagi,” lanjut Didi.
Didi mengajak para pelaku bisnis Indonesia untuk melihat dan meraih peluang bisnis di Australia dan memaksimalkan implementasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement/IA-CEPA).
“IA-CEPA merupakan perjanjian yang komprehensif dengan cakupan yang tidak terbatas pada perdagangan barang, namun juga mencakup perdagangan jasa, investasi dan kerja sama ekonomi. Cakupan IA-CEPA yang komprehensif akan mendorong Indonesia dan Australia menjadi mitra sejati,” ujar Didi.
Baca Juga:
Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Kemendag: Pada 2025, Ekspor Perlu Tumbuh 7-10 Persen
Duta Besar RI untuk Australia Siswo Pramono menjelaskan, dengan mengoptimalkan implementasi IA-CEPA, peluang yang ada dapat dipakai untuk mendorong ekspor Indonesia ke Australia, termasuk melalui bidang usaha kecil dan menengah (UKM) yang merupakan tulang punggung perekonomian nasional.
“Kami harap, melalui ajang Trade Expo Indonesia ke-37, kontribusi UKM terhadap nilai ekspor Indonesia, terutama dalam memasuki pasar Australia, bisa ditingkatkan,” imbuhnya.
Usai forum bisnis, kegiatan dilanjutkan dengan Indonesia-Australia Business Lunch untuk memperkenalkan Program Kerja Sama Ekonomi Katalis. Dengan dukungan pemerintah Indonesia dan Australia, program yang beroperasi sejak 2021 ini menyediakan dukungan bagi kegiatan komersial di kedua negara yang memenuhi sejumlah kriteria investasi.
“Kami mengajak komunitas bisnis Indonesia dan Australia menggali peluang kemitraan bersama untuk memaksimalkan manfaat IA-CEPA di berbagai bidang. Katalis aktif mendukung sejumlah kegiatan komersial, di antaranya proyek percontohan ekspor kakao dari Indonesia ke Australia dan pasar ketiga, penilaian pasar ekspor buah manggis Jawa Timur, juga kemitraan komersial dengan
platform penyedia pendidikan dan pelatihan vokasi,” jelas Direktur Program Kerjasama Ekonomi IA-CEPA Katalis Paul Bartlett.
Total perdagangan Indonesia-Australia pada periode Januari-Agustus 2022 tercatat sebesar USD 8,59 miliar atau meningkat 8,34 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Dari nilai tersebut, ekspor Indonesia ke Australia sebesar USD 2,34 miliar. Sedangkan, impor Indonesia dari Australia sebesar USD 6,25 miliar. Adapun komoditas ekspor utama Indonesia ke Australia adalah minyak bumi, peralatan televisi, kayu, pupuk, serta besi dan baja. [JP]