WahanaNews.co | Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) berkolaborasi dengan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian meluncurkan 'Strategi Nasional E-Agriculture', di Yogyakarta, Selasa (28/2/2023).
Strategi digitalisasi pertanian itu bertujuan memanfaatkan sumber daya data dan informasi di sektor pertanian untuk kepentingan petani kecil, untuk mempercepat pembangunan pertanian.
Baca Juga:
Indonesia Raih Penghargaan Tertinggi FAO, Bukti Ketahanan dan Kemandirian Pangan
"Saya mengapresiasi 'Strategi Nasional E-Agriculture' yang bertujuan memberikan fasilitasi instrumen yang sangat dibutuhkan kementerian untuk mempercepat pembangunan pertanian kita di hulu, 'on farm', dan pascapanen agar petani memperkuat posisinya industri pertanian," ungkapSekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Kasdi Soebagyono, melansir Antara, Rabu (1/3/2023).
Data luas lahan yang digarap, produktivitas, jalur pemasaran, diversifikasi harga komoditas konsumsi, dan keamanan pangan, kata Kasdi, merupakan beberapa contoh parameter data dalam produksi pertanian yang sangat dibutuhkan oleh pengambil kebijakan.
Menurutnya, data yang komprehensif tersebut dapat mempercepat pengembangan early warning system (EWS) yang dapat mengurangi dampak bencana tertentu di suatu negara.
Baca Juga:
Presiden Jokowi Ingatkan Kepala Daerah Antisipasi Kekeringan dan Gelombang Panas
Perwakilan FAO di Indonesia dan Timor Leste Rajendra Aryal mengungkapkan dalam peta jalan 'Strategi Nasional E-Pertanian' disebutkan antara lain Indonesia pada 2027 akan memiliki basis data terintegrasi untuk lahan pertanian dan petani.
Kemudian, menyediakan sistem peringatan dini digital untuk bencana yang mengancam produksi pertanian, dan menjalankan sistem untuk pengumpulan, ekstraksi, dan analisis data pertanian.
"Salah satu pintu masuk utama transformasi sistem pertanian pangan di Indonesia adalah digitalisasi pertanian," kata dia.