Saat ini, demplot kelompok taninya belum memasuki masa panen sehingga masih menunggu hasilnya. “Kami ingin mengetahui bagaimana hasil pupuk non-subsidi dengan pupuk subsidi. Kalau memang lebih baik, kami tidak masalah menggunakan yang nonsubsidi,” ujar dia.
Saat ini Gojali mengelola lahan seluas 5 ha. Umumnya, dia mampu menghasilkan 6-8 ton per ha setiap panen. Dia berharap, dapat meningkatkan produktivitasnya.
Baca Juga:
Polda Kalsel Berhasil Selamatkan 463.299 Petani dari Peredaran Pupuk Ilegal
Dalam mendampingi petani, perusahaan menggandeng PT Wilmar Chemical Indonesia yang memproduksi Pupuk Mahkota, untuk mensuplai kebutuhan petani selama pendampingan.
Ke depan, selain Pupuk Mahkota, PT WPI akan menggandeng PT Syngenta sehingga peningkatan produksi diperkirakan naik hingga 15%.
Menurut Rice Business Head PT Wilmar Padi Indonesia, Saronto, kerjasama itu dimaksudkan membantu petani mendongkrak produktivitas dan pendapatannya.
Baca Juga:
Kekeringan Ancam Panen Padi di Labura, Petani Terancam Rugi
Sedangkan tujuan jangka panjangnya adalah ikut berkontribusi dalam program ketahanan pangan nasional. Pihaknya menargetkan akan melaksanakan tanam serentak seluas 500 ha pada musim panen selanjutnya.
“Pada musim tanam selanjutnya mungkin tidak demplot lagi tapi langsung (tanam serentak) 500 ha,” kata Saronto.
Dalam kerjasama itu, perusahaan memberikan benih, pupuk, dan pestisida. Petani diperbolehkan membayar biayanya setelah panen (yarnen). Sedangkan penanaman dilakukan di lahan milik petani. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.