WahanaNews.co | Golden Truly termasuk perusahaan ritel terkemuka yang sempat menempati posisi top di tahun 1990-an. Bahkan, ketika itu Golden Truly jadi primadona tempat belanja maupun hiburan bagi warga Jakarta.
Mal legendaris itu dilaporkan akan segera digantikan dengan kehadiran pusat perbelanjaan terkenal asal Singapura, yakni Mustafa Center.
Baca Juga:
Ini 5 Mal di Jakarta yang Pas Dikunjungi saat Libur Imlek 2023
Bahkan, saat ini proses pembangunan sudah dimulai, dan rencananya dioperasikan mulai 2024.
Dikutip dari Washington Post, Golden Truly sendiri awalnya didirikan oleh pengusaha Sudwikatmono yang merupakan raja sinepleks itu pada tahun 1978, di bawah PT Golden Dragon (kemudian berganti ke PT Golden Truly) mereka membangun gerai seluas 8.000 meter persegi.
Meski, hanya terdiri dari beberapa lantai, namun mal ini menjadi pelopor one-stop-shopping, di mana terdiri dari departement store yang dikelolanya sendiri, tempat bermain, hingga beberapa restoran yang cukup terkenal. Memang Golden Truly adalah perusahaan yang bergerak di bidang ritel sejak 1981.
Baca Juga:
Orang-orang Ini Kuasai Mal-mal Mewah di Ibu Kota, Berikut Daftarnya
Kemudian pada tahun 2000 Golden Truly diambil alih oleh PT Golden Retailindo Tbk (GOLD), yakni perusahaan yang memfokuskan pada pengembangan department store dan mal.
Bahkan, pada saat masa keemasan, Golden Truly memiliki banyak cabang seperti di Gunung Sahari, Fatmawati, Sudirman, Tendean, Depok, dan Blok M.
Melansir Bisnis.com, akibat kerusuhan 1998, sejumlah gerai-gerai Golden Truly dirusak dan dijarah, sehingga hanya menyisakan 2 saja yang bisa beroperasi yaitu di Fatmawati dan Gunung Sahari.
Aksi penjarahan yang banyak ditafsirkan karena ketidaksukaan publik pada pemiliknya, Sudwikatmono yang merupakan sepupu Presiden Soeharto, merugikan PT Golden Truly mencapai Rp12 miliar.
Akhirnya, Dwi melepas Golden Truly miliknya kepada pemilik baru dan mengubah kepemilikan hingga otomatis mengubah nama menjadi PT Golden Retailindo pada tahun 2000. Namun, tak berselang lama. Sejak 2002 hingga 2016 kepemilikan Golden Truly sendiri seringkali berpindah tangan.
Kondisi keuangan Golden Truly yang merugi meski telah melakukan re-branding menjadi alasan banyak pihak melepas mal dan department store tersebut. Keputusan untuk ditutupnya Golden Truly mengundang kesedihan tersendiri bagi pengunjung setianya. Hal itu disampaikan lewat komentar di sosial media perusahaan.
“Ingat sekali pernah diajak alm.Bapak saya ke sini untuk sekedar cuci mata & main dingdong, tapi nggak boleh beli mainan. Dulu kalau diajak makan hokben ke mall ini senangnya minta ampun, ya sekarang hanya tinggal kenangan untuk masa kejayaannya, apalagi semenjak pasca kerusuhan tahun 98,” ungkap salah satu warganet Abriady Putra, Kamis (12/1/2022).
Sayangnya, satu per satu gerainya harus ditutup karena kalah pamor dengan mal yang lebih modern, seperti Grand Indonesia, Senayan City, Kota Kasablanka, dan beberapa mal lainnya. Adapun, Golden Truly di Gunung Sahari menjadi gerai terakhir yang ditutup, tepatnya pada 1 Desember 2020 silam.
Ini juga membuktikan bahwa barang yang dijual di department store hanya sedikit menarik pengunjung. Lokasi terakhir akan dikelola oleh manajer baru. Namun, meski masyarakat sudah tidak bisa lagi bertemu secara fisik dengan Golden Truly.
Meski demikian, manajemen Golden Truly menyebut pihaknya akan tetap memenuhi kebutuhan masyarakat melalui e-commerce. Saat ini, dua tahun setelah penutupannya di Gunung Sahar, gedung Golden Truly sendiri telah direnovasi untuk pembangunan proyek Mustafa Centre, pusat perbelanjaan ternama di Singapura.
Adapun, proyek ini digadang-gadang akan selesai pada tahun 2024, di mana akan dilengkapi hotel. Sehingga, ini bisa menjadi lokasi wisata belanja baru di Indonesia. [eta]