WahanaNews.co | Sedikitnya 20 investor siap memborong sejumlah produk unggulan desa-desa di Pulau Bali.
Para investor dari dalam dan luar negeri tersebut siap membeli, memfasilitasi jalur pemasaran baru, serta memfasilitasi pengembangan produk unggulan desa.
Baca Juga:
Gus Halim: Dana Desa Turunkan Angka Status Desa Tertinggal di Sumut
“Intinya, minat investor yang hadir hari ini adalah Trading, Trading Support, dan Development,” tegas Abdul Halim Iskandar, di sela acara temu bisnis di Stones Legian, Bali, Senin (25/10/2021).
Menurut Gus Halim, sapaan akrab Abdul Halim Iskandar, masalah terbesar yang dihadapi usaha kecil dan menengah (UKM), BUM Desa dan BUM Desa Bersama adalah akses pasar yang berkelanjutan, pengemasan, serta manajemen pengembangan produk dan kelembagaan ekonomi desa.
Karena itu, bersama The National Support for Local Investment Climates/National Support for Enhancing Local and Regional Economic Development (NSLIC/NSELRED), Kementerian Desa, PDTT pertemukan investor dengan kelompok usaha dari Kabupaten Buleleng, Tabanan, dan Klungkung, Bali.
Baca Juga:
Kemendes PDTT Pertahankan Status Badan Publik Informatif
“Semoga kerjasama ini dapat berjalan dengan baik di Bali. Semoga praktik baik ini bisa dikembangkan dan ditiru di daerah lain,” harap Gus Halim.
Untuk diketahui, 20 investor yang hadir antara lain, 1 investor internasional, 17 investor nasional dan 2 investor lokal Bali, diantaranya Astra Internasional, Elevania, BNI, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia, UKM Mendunia, TaniHub, Tokopedia, SEA Group, dan 12 investor lainnya.
Temu Bisnis juga menghadirkan 500 orang petani/nelayan/pengrajin, serta 25 kelompok usaha.
Ada 13 produk unggulan desa yang ditawarkan, 7 Produk Unggulan berasal dari Kabupaten Buleleng, berupa anggur laut, gula aren pedawa, kerajinan bambu, kopi robusta kejapa, mangga amplem sari, minyak kayu putih prani, strawberry frozen.
Produk Unggulan dari Kabupaten Tabanan berupa beras organik pertiwi dan kopi robusta leak, dan 4 Produk Unggulan dari Kabupaten Klungkung berupa, kuud coconut chips, garam kusamba, tepung mocaf, dan sabun kella.
“Ada 7 investor siap membeli produk unggulan desa, 11 investor siap menfasilitasi jalur pemasaran baru, dan 2 investor siap membantu pengembangan kelembagaan ekonomi desa,” jelas Gus Halim.
Sedikitnya ada 14 kesepakatan bersama berhasil ditandatangani dalam temu bisnis tersebut, di antaranya Kesepakatan Bersama tentang Pelatihan Real Exportir Untuk Produk Unggulan Kabupaten Klungkung, Tabanan dan Buleleng, Kesepakatan Bersama tentang Fasilitasi Akses Distribusi Pasar Domestik dan International untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kabupaten Klungkung antara Pemerintah Kabupaten Klungkung, Tabanan dan Buleleng, Kesepakatan Bersama tentang Pendampingan dan Pemberdayaan Serta Penyediaan Produk Layanan Perbankan Bagi UMKM Binaan Kabupaten Klungkung, Tabanan dan Buleleng, dan beberapa kesepatan bersama lainnya.
"Model kerjasama ini akan terus kami gulirkan ke daerah-daerah lain, yang memiliki potensi produk unggulan desa. Kita akan songsong kebangkitan desa pasca pandemi,” tutup Gus Halim.
Dalam sambutannya, Duta Besar Kanada untuk Indonesia dan Timor Leste, Cameron MacKay, menyampaikan apresiasi dan dukungan penuh terhadap upaya-upaya Pemerintah Indonesia untuk mendukung pengembangan usaha mikro dan kecil melalui program NSLIC yang didanai Kanada.
“Program ini telah memberikan hasil nyata untuk masyarakat lokal dan masyarakat lain di Indonesia, khususnya di Bali. Melalui pelatihan dan dukungan konsultasi teknis, petani lokal dan pemilik usaha dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas komoditas, diversifikasi produk, pengelolaan keuangan, keterampilan penjualan, dan bantuan untuk mendapatkan izin dan sertifikat yang diperlukan bahkan dalam menghadapi pandemi Covid-19,” jelas MacKay. [qnt]