WahanaNews.co | Penyakit kulit berbenjol atau lumpy skin kini mulai ditemukan di sapi Indonesia di tengah mahalnya harga daging sapi di pasaran.
Dilansir dari media Australia ABC, Minggu (6/3/2022), Northern Biosecurity Authorities menyatakan kesiagaannya setelah penyakit virus tersebut terdeteksi menyerang sapi dan kerbau di Indonesia.
Baca Juga:
Harga Daging Sapi di Pinangsori Tebus 160 Ribu Rupiah, Masyarakat Buru Daging Ayam
Kasus ini telah ditemukan di 31 desa di Pulau Sumatera.
Penyakit lumpy skin menyebabkan mengalami luka pada kulit, demam, kehilangan nafsu makan, penurunan produksi susu, hingga bisa membuat kematian pada sapi dan kerbau.
Lumpy skin muncul pertama kali di Asia Tenggara selama beberapa tahun terakhir. Pihak berwenang memperingatkan akan ada konsekuensi besar bagi industri peternakan jika ada serangan di Australia.
Baca Juga:
Pedagang Daging Sapi di Jakarta Ngeluh Ditinggal Konsumen
Kepala veteriner dari Australia, Mark Schipp merasa prihatin dengan kondisi tersebut. Pasalnya Indonesia sangat dekat dengan Australia Utara dan beberapa tetangga yang rentan, yaitu Timor Leste dan Papua Nugini.
"Saat ini baru dilaporkan di satu provinsi di Indonesia. Mengingat Ramadhan akan segera dimulai, di mana ada pergerakan ternak besar-besaran di seluruh Indonesia, itu akan menyebar ke seluruh kepulauan Indonesia dalam 12 bulan ke depan," tuturnya.
Schipp menjelaskan penyakit kulit benjolan pada sapi utamanya menyebar melalui gigitan lalat, nyamuk, hingga kemungkinan kutu sehingga sulit dikendalikan.
"Salah satu kekhawatiran kami sehubungan dengan (penyakit kulit berbenjol) bergerak lebih dekat ke Australia. Topan, angin kencang, kapal ternak yang kembali atau ruang kargo pesawat dapat membawa serangga yang terinfeksi ke Australia," imbuhnya.
Menteri Pertanian Australia David Littleproud mengatakan pemerintah federal akan memberikan dukungan untuk membantu Indonesia menahan penyebaran penyakit tersebut.
"Australia siap membantu Indonesia dan tetangga dekat kami lainnya untuk menanggapi wabah ini dan departemen saya secara aktif terlibat dengan pejabat senior di sana," katanya.
Australia Bisa Menutup Ekspor
Jika ada serangan lumpy skin, Australia kemungkinan tidak akan mengekspor sapi hidup. Menurutnya, hal itu juga akan berdampak pada industri daging dan susu.
"Tetapi dampak pertama dan paling langsung adalah pada ekspor sapi hidup Australia, dan jelas itu sangat penting bagi semua produsen sapi Australia Utara. Untuk alasan itu, kami sangat tertarik dan bertekad untuk menjauhkan penyakit ini dari Australia," ungkap Schipp. [rin]