WahanaNews.co | Produktivitas minyak dan biomassa tanaman kelapa sawit terbilang sangat tinggi.
Tentunya, produktivitas yang tinggi juga memerlukan asupan yang juga tinggi, seperti kebutuhan air.
Baca Juga:
Uang Rp60 Miliar Mengalir ke Ketua PN Jaksel demi Bebaskan Korporasi Sawit
Terkait hal ini, Gerbens-Leenes, dkk (2009) dalam Palm Oil Indonesia, menemukan hal yang menarik tentang tanaman apa yang paling hemat air dalam menghasilkan bioenergi.
Hasil penelitiannya menemukan bahwa kelapa sawit ternyata termasuk komoditas paling hemat (setelah tebu) dalam menggunakan air untuk setiap Giga Joule (GJ) bioenergi yang dihasilkan.
Sementara itu, tanaman penghasil bioenergi paling rakus air ternyata ialah minyak rapeseed, disusul kelapa, ubi kayu, jagung, kedelai, dan tanaman bunga matahari. Untuk menghasilkan setiap GJ bioenergi minyak, tanaman rapeseed memerlukan 184 m3 air.
Baca Juga:
Lahan Sawit Ilegal 3,5 Juta Hektare, DPR Siapkan Solusi Pemutihan
Sementara kelapa yang juga banyak dihasilkan dari Indonesia, Philipina, India, rata-rata memerlukan 126 m3 air. Ubi kayu yang merupakan penghasil etanol rata-rata memerlukan 118 m3 air untuk menghasilkan jumlah GJ bioenergi yang sama.
Kedelai yang merupakan tanaman minyak nabati utama di Amerika Serikat, memerlukan rata-rata 100 m3 air. Tebu dan kelapa sawit ternyata paling hemat dalam menggunakan air untuk setiap bioenergi yang dihasilkan.
Untuk setiap GJ bioenergi (minyak sawit) yang dihasilkan, kelapa sawit hanya menggunakan air sebanyak 75 m3.