WahanaNews.co | Dana Moneter Internasional (IMF) pada Selasa (25/07/23) menaikkan sedikit perkiraan pertumbuhan global 2023 mengingat aktivitas ekonomi yang tangguh pada kuartal pertama, tetapi memperingatkan bahwa tantangan yang terus-menerus mengurangi prospek jangka menengah.
IMF dalam World Economic Outlook terbaru mengatakan inflasi turun dan tekanan akut di sektor perbankan telah surut, tetapi keseimbangan risiko yang dihadapi ekonomi global tetap cenderung negatif dan kredit ketat.
Baca Juga:
Rusia Kembali Luncurkan Drone ke Infrastruktur Pelabuhan di Ukraina
Pemberi pinjaman global itu mengatakan sekarang memproyeksikan pertumbuhan PDB riil global sebesar 3,0 persen pada tahun 2023, naik 0,2 poin persentase dari perkiraan April, tetapi prospek untuk tahun 2024 tidak berubah, juga sebesar 3,0 persen.
Prakiraan pertumbuhan 2023-2024 tetap lemah menurut standar historis, jauh di bawah rata-rata tahunan sebesar 3,8 persen yang terlihat pada 2000-2019, sebagian besar disebabkan oleh manufaktur yang lebih lemah di negara maju, dan dapat bertahan di level tersebut selama bertahun-tahun.
"Kami berada di jalur yang benar, tetapi kami belum keluar dari kesulitan," kepala ekonom IMF Pierre-Olivier Gourinchas mengatakan kepada Reuters dalam sebuah wawancara, mencatat bahwa peningkatan tersebut sebagian besar didorong oleh hasil kuartal pertama.
Baca Juga:
Dikabarkan Dibunuh Ukraina, Komandan Rusia Muncul di TV dalam Kondisi Sehat
"Apa yang kami lihat ketika kami melihat lima tahun ke depan sebenarnya mendekati 3,0 persen, mungkin sedikit di atas 3,0 persen. Ini adalah pelambatan yang signifikan dibandingkan dengan yang kami alami sebelum COVID."
Ini juga terkait dengan penuaan populasi global, terutama di negara-negara seperti China, Jerman, dan Jepang, katanya. Teknologi baru dapat meningkatkan produktivitas di tahun-tahun mendatang, tetapi pada gilirannya dapat mengganggu pasar tenaga kerja.
Prospek "secara luas stabil" di pasar negara-negara emerging market dan berkembang untuk 2023-2024, dengan pertumbuhan 4,0 persen diharapkan pada 2023 dan 4,1 persen pada 2024, kata IMF. Tapi pihaknya mencatat bahwa ketersediaan kredit sangat ketat dan ada risiko kesulitan utang dapat menyebar ke kelompok ekonomi yang lebih luas.