"Jadi kami di Petani Muda Keren sejak awal menggunakan pupuk organik, tidak sama sekali menggunakan pupuk kimia, apalagi dengan pupuk subsidi kualitas pertanian kami semakin baik," jelasnya.
"Menggunakan pupuk organik produktivitas semakin naik dan biaya (cost) produksi akan semakin turun. Tanah semakin subur, harga semakin baik, mikroorganisme hayati semakin banyak sehingga hasil pertanian semakin meningkat," sambungnya.
Baca Juga:
Prabowo Tinjau Langsung Panen Padi di Merauke
Belajar dari situ, ia menilai perlu bagi petani membangun kemandirian. Dengan cara beralih ke pupuk organik yang bisa dibuat sendiri.
"Pupuk organik merupakan keniscayaan, merupakan hal yang wajib yang dilakukan oleh petani jika petani ingin mendapatkan hasil yang maksimal," katanya.
Pemerintah memberi dukungan pada pengembangan ini. Dengan begitu, para petani terbiasa membuat pupuk sendiri. Diantaranya lewat program Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO), kunjungan kebun, kunjungan pupuk, edukasi petani atau workshop-workshop mengenai pupuk organik.
Baca Juga:
Dinas Pertanian Kubu Raya Rencanakan Penanaman Padi 69.462 Ton Tahun 2024
Dengan kebijakan tersebut, bisa mengurangi ketergantungan petani pada pupuk kimia, sekaligus pupuk subsidi.
"Sehingga petani bisa mandiri, bisa mengolah pupuk dari bahan organik yang diperoleh olahannya sendiri, tentu saja stimulus ketergantungan itu diperlukan, agar terjadi win-win solution para petani," kata Agung. [eta]