WahanaNews.co | Ooredoo QPSC (Ooredoo) dan CK Hutchison Holdings Limited (CK Hutchison) resmi merger, dengan nama PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (Indosat Ooredoo Hutchison).
Hal ini otomatis turut menggabungkan bisnis telekomunikasi masing-masing di Indonesia, yaitu PT Indosat Tbk (Indosat Ooredoo/ISAT) dan PT Hutchison 3 Indonesia (H3I).
Baca Juga:
Viral Penggerebekan Ruang Staf Khusus Mantan Menkominfo, Uang Bertumpuk
Dengan penggabungan kedua perusahaan telekomunikasi ini, diprediksi akan mengerek saham ISAT.
Menurut pengamat pasar uang, Ariston Tjendra, sejak terdengar isu merger pada Desember tahun lalu, harga saham ISAT sudah bergerak naik dari sekitar harga Rp 2.500-an per saham ke posisi saat ini di level Rp 6.800-an per saham.
“Jika diamati secara teknikal, harga saham ISAT masih berpeluang naik setelah berhasil menembus ke atas resisten 7.500, dengan potensi kisaran resisten selanjutnya di 8.700-8.900,” kata Ariston kepada wartawan.
Baca Juga:
Indonesian Audit Watch (IAW) Minta BPK Lakukan Audit Menyeluruh Terhadap Kominfo Jelang Akhir Jabatan Jokowi
Menurut Ariston, penggabungan ini meningkatkan pangsa pasar dan memperkuat posisi nomor dua ISAT, meskipun masih jauh di bawah Telkomsel.
Dia juga mengatakan, dengan penambahan pasar, profit juga akan bertambah.
Sementara itu, performa keuangan ISAT di dua kuartal terakhir juga membaik.