WAHANANEWS.CO, Jakarta - Gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang belum juga mereda sepanjang tahun 2025 membuat situasi pasar kerja semakin sulit, terutama bagi para lulusan baru.
Persaingan semakin ketat, sementara lapangan kerja yang tersedia tak mampu menampung jumlah pencari kerja yang terus meningkat.
Baca Juga:
10 Jurusan Kuliah yang Lulusannya Laris Manis di Era Digital
Di tengah kondisi ini, banyak lulusan universitas yang mengaku menyesal dengan jurusan kuliah yang pernah mereka pilih.
Kenyataan di lapangan tak seindah bayangan mereka saat duduk di bangku kuliah.
Faktor gaji dan prospek kerja menjadi dua alasan utama di balik penyesalan tersebut.
Baca Juga:
5 Jurusan Kuliah Favorit Para CEO Perusahaan Top Dunia
Sebuah survei yang dilakukan oleh ZipRecruiter terhadap 1.500 lulusan universitas di Amerika Serikat mengungkapkan fenomena ini secara lebih mendalam. Hasilnya cukup mengejutkan.
Ekonom utama ZipRecruiter, Sinem Buber, mengatakan bahwa banyak mahasiswa pada awalnya tertarik pada bidang yang mereka pilih, namun kenyataan gaji di dunia kerja membuat mereka berpikir ulang.
“Saat kita lulus, kenyataan akan datang. Saat Anda hampir tidak bisa membayar tagihan Anda, gaji Anda mungkin menjadi lebih penting,” ujar Buber seperti dikutip dari CNBC Internasional.
Dalam survei tersebut, jurusan Jurnalistik menempati posisi tertinggi sebagai jurusan yang paling disesali, diikuti oleh Sosiologi dan Seni.
Ketiganya memiliki tingkat penyesalan yang tinggi karena dianggap tak mampu memberikan imbal hasil ekonomi yang layak setelah lulus.
Berikut ini adalah daftar lengkap jurusan kuliah yang paling disesali oleh para lulusan:
Jurnalistik (87%)
Sosiologi (72%)
Seni (72%)
Komunikasi (64%)
Pendidikan (61%)
Manajemen Marketing dan Riset (60%)
Pendamping Medis (56%)
Ilmu Politik dan Pemerintahan (56%)
Biologi (52%)
Sastra Inggris (52%)
Fenomena ini menjadi alarm bagi calon mahasiswa agar lebih cermat dalam menentukan jurusan kuliah.
Tak hanya mengikuti minat dan bakat, tapi juga mempertimbangkan prospek kerja dan daya saing di pasar tenaga kerja yang semakin dinamis.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]