WAHANANEWS.CO, Jakarta - Langkah besar sedang ditempuh oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) dalam memperluas peran strategisnya di sektor pembiayaan proyek industri nasional.
Dengan menggandeng sejumlah bank internasional, Danantara tengah bersiap menyalurkan dana jumbo demi mendorong pertumbuhan industri hilir dan manufaktur Indonesia.
Baca Juga:
Borong Gula Petani, Danantara Turun Gunung Sepakat Beli Harga Segini
Danantara Indonesia dikabarkan akan segera mencairkan fasilitas pinjaman sebesar US$ 3 miliar dari total plafon senilai US$ 10 miliar yang telah disepakati dengan lima bank asing.
Dana ini akan dimanfaatkan untuk mendukung sejumlah proyek strategis, salah satunya adalah Pabrik Chlor Alkali-Ethylene Dichloride (CA-EDC) milik PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA).
Menurut laporan Reuters pada Jumat (11/7/2025), fasilitas kredit tersebut berasal dari lima institusi keuangan besar: DBS, HSBC, Natixis SA, Standard Chartered, dan United Overseas Bank (UOB).
Baca Juga:
Dividen BUMN Masih Didominasi 8 Perusahaan, Kerugian Capai Rp50 Triliun per Tahun
Jika seluruh plafon kredit sebesar US$ 10 miliar terealisasi, maka pinjaman ini akan menjadi yang terbesar yang pernah diberikan oleh kelompok bank swasta di kawasan Asia Tenggara.
Proyek Pabrik CA-EDC sendiri bernilai US$ 800 juta dan telah menjadi bagian dari kemitraan antara Danantara, Indonesia Investment Authority (INA), dan TPIA.
Fasilitas ini akan memperkuat kapasitas produksi dalam negeri untuk soda kaustik dan ethylene dichloride, dua bahan baku krusial dalam industri hilir, termasuk pengolahan nikel.