WahanaNews.co, Jakarta - Pemerintah menegaskan pentingnya kebijakan fiskal yang prudent dan reformasi struktural berkelanjutan sebagai fondasi untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Hal ini terungkap saat Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Thomas Djiwandono memaparkan arah kebijakan pemerintah dalam memperkuat ketahanan dan daya saing ekonomi nasional, dalam forum Verdhana Connect: Indonesia Macro and Banks Day bertema “Recalibrating Indonesia: Politics, Policy & The Path Ahead”, pada Selasa (12/8), di Jakarta.
Baca Juga:
PPATK Rampungkan Analisis 122 Juta Rekening Dormant, 90 Persen Sudah Aktif Kembali
Reformasi struktural yang dijalankan mencakup delapan fokus prioritas, yaitu ketahanan pangan, ketahanan energi, penyediaan makanan bergizi gratis, pendidikan, kesehatan, pembangunan desa dan UMKM, pertahanan semesta, serta percepatan perdagangan dan investasi global. Wamenkeu Thomas menjelaskan bahwa ketahanan pangan dan energi tidak hanya menitikberatkan pada peningkatan produktivitas, tetapi juga pada pembangunan infrastruktur pendukung dan hilirisasi.
“Ketahanan pangan bukan hanya soal produktivitas di sektor pertanian, tetapi juga mencakup aspek lain seperti irigasi, pembangunan infrastruktur rantai pasok, dan seterusnya,” terang Wamenkeu Thomas.
Selain itu, pemerintah menempatkan program makan bergizi gratis, pendidikan, kesehatan, dan penguatan koperasi desa serta UMKM sebagai satu kesatuan investasi jangka panjang dalam pembangunan sumber daya manusia. Beberapa di antaranya merupakan program baru, sementara yang lain bersifat berkelanjutan dan dirancang untuk memperkuat rantai pasok di wilayah pedesaan.
Baca Juga:
Jalan Terjal Anak Kos: Belajar Dewasa Lewat Seribu Pengalaman
Pemerintah juga memandang penting penguatan pertahanan semesta, yang tidak hanya berkaitan dengan belanja peralatan militer, tetapi juga mencakup aspek penegakan hukum, perbaikan sistem peradilan, dan peningkatan kesejahteraan aparat penegak hukum. Di sisi lain, percepatan perdagangan, investasi, dan deregulasi terus menjadi fokus untuk memperkuat daya saing dan memperluas peluang ekonomi Indonesia di tingkat global.
Dengan kombinasi kebijakan fiskal yang hati-hati, fokus pada delapan program prioritas, dan konsistensi dalam pelaksanaan reformasi, pemerintah optimistis Indonesia dapat membangun ekonomi yang tangguh, inklusif, dan berdaya saing di tengah dinamika global. Demikian dilansir dari laman kemenkeugoid, Rabu (13/8).
[Redaktur: JP Sianturi]