WahanaNews.co, Tangerang - Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan (Atdag) Tokyo dan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Osaka menggelar Seminar Internasional yang bertema “Jepang Butuh Tenaga Kerja, Tangkap Peluang Ekspornya” pada kegiatan Trade Expo
Indonesia (TEI) ke-38.
Seminar Internasional tersebut berlangsung hari ini, Jumat (20/10) di
Indonesia Convention Exhibition (ICE) Bumi Serpong Damai (BSD), Banten. Seminar ini membahas peluang Pekerja Migran Indonesia (PMI) untuk dapat bekerja di Jepang.
Baca Juga:
Pertemuan Co-Chairs Working Group BBK ke-17 Dorong Kolaborasi Strategis dan Investasi di Kawasan Batam, Bintan, dan Karimun
Peluang pekerja migran terampil Indonesia untuk bekerja di Jepang masih terbuka lebar karena Jepang memiliki proporsi kelompok lanjut usia (lansia) yang besar.
“Indonesia dan Jepang saling memiliki peran penting dalam menghadapi tantangan perubahan demografis di negara masing-masing. Jepang memiliki populasi lanjut usia (lansia) yang besar, sementara Indonesia dengan populasi penduduk dengan usia produktif yang besar memiliki potensi menyediakan tenaga kerja
yang dibutuhkan oleh pasar Jepang,” jelas Direktur Pengembangan Ekspor Jasa dan Produk Kreatif, Miftah Farid.
Selain itu, lanjut Miftah, Indonesia dan Jepang juga memiliki kerangka kerja sama Indonesia–Jepang Economic Partnership Agreement (IJEPA).
Baca Juga:
Turkiye-Indonesia CEO Roundtable Meeting: Dorong Kerja Sama Perdagangan Indonesia-Turki
“Indonesia dan Jepang sudah memiliki kerangka kerja sama Indonesia–Jepang Economic Partnership Agreement (IJEPA), yang bertujuan untuk
meningkatkan kinerja perdagangan barang dan jasa serta investasi di kedua negara,” urai Miftah.
Adapun 10 negara tujuan ekspor terbesar pekerja migran Indonesia (PMI) untuk periode Januari-Juni 2023 yaitu Taiwan (31.178 pekerja); Malaysia (38.478 pekerja), Hong Kong (33.639 pekerja), Korea Selatan (6.999 pekerja), Jepang (4.927 pekerja), Singapura (2.572 pekerja), Arab Saudi (2.424
pekerja), Turki (1.632 pekerja), Italia (1.535 pekerja), dan Polandia (807 pekerja).
“Dari data tersebut, ternyata Jepang hanya diperingkat ke lima sebagai negara tujuan PMI, hal ini mengindikasikan Jepang masih belum optimal digarap oleh pekerja migran Indonesia,” tandas Miftah.