WahanaNews.co | Peningkatan kualitas SDM termasuk fokus utama Kementerian Pertanian.
Dengan SDM unggul, pembangunan pertanian akan lebih maksimal.
Baca Juga:
Optimalkan Panen Padi Musim Tanam Kedua melalui Program Pompanisasi
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan Kementerian Pertanian ingin menghadirkan SDM-SDM unggul dan berkualitas. SDM yang bisa mendukung pengembangan pertanian.
“Oleh karena itu, Kementan memaksimalkan program-program pemberdayaan petani. Karena dengan cara itu, kapasitas dan pengetahuan SDM bisa kita tingkatkan," ujarnya.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, menyampaikan pentingnya peningkatan kualitas SDM.
Baca Juga:
Optimasi 338 Unit Irigasi Perpompaan oleh Dinas Pertanian Provinsi Banten 2024
“Tugas Penyuluh pertanian melakukan pertemuan rutin kelompok untuk penguatan kelembagaan Poktan dan Gapoktan, menyusun rencana kerja yang diimplementasikan di lapangan, serta memberikan solusi bagi permasalahan yang dihadapi petani dalam budidaya dan pemasaran hasil pertanian,” ujarnya.
Dedi menjelaskan pengembangan SDM pertanian juga dilakukan melalui Kostratani.
"Kostratani menjadi yang terdepan untuk mengembangkan pertanian. Termasuk mengembangkan kapasitas SDM petani, termasuk juga poktan dan gapoktan," katanya.
Menurutnya, mengaktifkan dan menggerakkan kelompok tani mungkin menjadi persoalan utama yang dihadapi kalangan penyuluh pertanian.
“Salah satu kunci agar kelompok tani bisa berjalan dinamis adalah kedekatan penyuluh dengan kelompok tani. Bagaimana caranya agar dekat? Tidak lain dengan seringnya penyuluh pertanian melakukan kunjungan lapangan,” katanya.
Dijelaskannya, fakta di lapangan makin jarang penyuluh berkunjung ke kelompok tani, maka akan semakin jauh hubungan petani dan penyuluh. Kondisi tersebut berpengaruh dengan kegiatan atau program yang masuk ke Poktan tersebut.
Meski kini petani bisa mendapatkan informasi teknologi pertanian dari internet dan segala hal yang berbau instan, sehingga ada kesan petani tidak lagi memerlukan pendampingan penyuluh.
“Namun kenyataan, petani tetap masih memerlukan bimbingan penyuluh pertanian,” kata Dedi lagi.
Untuk membantu peran penyuluh, program READSI berkontribusi dalam penambahan sumber daya manusia yang disebut dengan Fasilitator Desa.
“Tugas Fasilitator Desa adalah sebagai pendamping kelompok untuk peningkatan aktivitas kelompok tani di luar teknis olah tanam. Fasilitator Desa READSI juga berperan sebagai motivator dan inisiator kelompok untuk terus berkembang dan mengontrol kegiatan program sampai pusat,” terangnya.
Seperti yang dilakukan oleh Kelompok Tani Lingga Merta I, II dan III binaan READSI Komoditi Padi Sawah di Desa Peoho, Kecamatan Watubanga, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. Kegiatan ini dihadiri oleh Fasilitator Desa dan anggota poktan.
Dengan agenda Pemanfaatan Alsintan, penumbuhan UPJA dan Persiapan SL serta Binjut, 7 Mei 2022.
Syamsu Alam, sebagai Fasilitator Desa, menjelaskan kepada anggota kelompok tani pentingnya kesadaran mencatat dan membuat pembukuan Usaha Pelayanan Jasa Alsintan. Yaitu penyewaan Alsintan berupa hand traktor yang diterima di Poktan. Syamsu juga menambahkan pada pertemuan itu untuk bersiap-siap pengadaan pelatihan bimbingan lanjut pada bulan Mei.
Syamsu juga mengajak seluruh angggota kelompok untuk tetap giat dan selalu aktif mengikuti setiap kegiatan kelompok agar tidak ketinggalan informasi informasi yang penting.
“Dan selalu berkoordinasi dan bekerjasama meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha guna kemajuan kelompok sehingga tercipta kesejahteraan bagi para anggota kelompok tani,” ungkapnya.
Dalam Permentan No. 273/Kpts/Ot.160/4/2007 tentang Penumbuhan Kelompok Tani, sangat jelas dukungan SDM berkualitas melalui penyuluh pertanian dengan pendekatan kelompok yang dapat mendukung sistem agribisnis berbasis pertanian (tanaman pangan, hortikultura, peternakan dan perkebunan).
Karena itu perlu dilakukan pembinaan dalam rangka penumbuhan dan pengembangan kelompok tani menjadi kelompok yang kuat dan mandiri untuk meningkatkan pendapatan petani dan keluarganya.
Dengan pembinaan kelompok tani diharapkan dapat membantu menggali potensi, memecahkan masalah usaha tani secara lebih efektif, dan memudahkan mengakses informasi, pasar, teknologi, permodalan dan sumberdaya lainnya.
Hal ini bisa dilihat dari organisasi kelompok tani yang kuat dan mandiri. [qnt]