WAHANANEWS.CO, Jakarta - PT PLN (Persero) telah resmi melanjutkan kemitraan strategisnya dengan China Export Import Bank (CEXIM) sebagai bagian dari upaya memperkuat dukungan terhadap program transisi energi nasional.
Perpanjangan kerja sama ini ditandai melalui penandatanganan Amandemen Nota Kesepahaman (MoU) mengenai Pengembangan Potensi Pembiayaan Transisi Energi Indonesia yang dilaksanakan di Jakarta pada Sabtu (24/05/2025).
Baca Juga:
Cetak Rekor, PLN Indonesia Power Catat Penjualan Listrik 83.082 GWh Sepanjang 2024
Penandatanganan amandemen ini merupakan kelanjutan dari MoU yang telah ditandatangani sebelumnya pada 16 Oktober 2023 di Tiongkok.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menyampaikan apresiasi atas terlaksananya komitmen kerja sama antara PLN dan CEXIM.
Menurutnya, langkah ini merupakan momentum penting menandai komitmen kedua belah pihak untuk mempercepat transisi energi di Indonesia.
Baca Juga:
Cetak Rekor, PLN Indonesia Power Catat Penjualan Listrik 83.082 GWh Sepanjang 2024
“Kunjungan dan penandatanganan MoU hari ini mencerminkan eratnya hubungan bilateral antara Indonesia dan Tiongkok, sekaligus kedekatan hubungan antara Presiden Xi Jinping dan Presiden Prabowo Subianto. Transisi energi merupakan fondasi penting dalam memperkuat kerja sama strategis kedua negara ke depan,” ujar Darmawan.
Darmawan memaparkan bahwa Indonesia menghadapi tantangan geografis dalam pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT), di mana potensi sumber daya banyak berada di daerah terpencil, sementara kebutuhan listrik terpusat di perkotaan.
Untuk menjawab tantangan ini, selain merancang penambahan kapasitas pembangkit sebesar 70 gigawatt (GW) di mana 70 persennya bersumber dari energi terbarukan, PLN juga berencana membangun green enabling transmission line sepanjang 48.000 kilometer sirkuit dalam 10 tahun ke depan.