WahanaNews.co, Malang - Komitmen dan konsistensi Kementerian Perdagangan melalui Program
Desa BISA Ekspor dilanjutkan di Jawa Timur. Sebagai provinsi dengan jumlah desa binaan terbanyak di Indonesia, sebanyak 171 desa di Jawa Timur masuk dalam klaster 1 atau klaster siap ekspor dari total 340 desa binaan yang dipetakan, sementara sisanya di klaster 2 yang masih memerlukan pendampingan.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Fajarini Puntodewi
menyampaikan hal ini pada Forum Desa BISA Ekspor: dari Desa untuk Dunia – Chapter Jawa Timur yang
digelar Kementerian Perdagangan. Forum ini berlangsung di Malang, Jawa Timur pada Selasa, (2/12).
Baca Juga:
Kemendag Intensifkan Pengawasan Distribusi MINYAKITA Jelang Nataru 2026
“Dari 340 desa binaan di Jawa Timur, 171 desa telah siap didorong ekspor. Sementara, untuk 169 desa binaan lainnya masih membutuhkan pendampingan intensif untuk dapat masuk ke rantai nilai ekspor.
Oleh karena itu, Kemendag berkomitmen memperkuat sinergi Program Desa BISA Ekspor untuk
memastikan lebih banyak produk desa terlibat dalam aktivitas ekspor. Kami akan terus memberikan pendampingan hingga 2026 mendatang, baik di Provinsi Jawa Timur maupun provinsi lainnya di
Indonesia,” ungkap Puntodewi.
Pada hari yang sama dengan pelaksanaan forum, juga dilakukan penjajakan bisnis (business matching)
dengan buyer mancanegara. Business matching ini merupakan tindak lanjut dari lima desa di Jawa Timur yang telah melakukan sesi pitching pada Juli-Agustus 2025 lalu, yaitu Desa Devisa Kelor, Desa Sejahtera Astra (DSA) Turen, DSA Yayasan Maritim Nusantara, Desa Devisa Kakao dan DSA Temon Agro.
Baca Juga:
India Cabut Aturan Ketat VSF, Peluang Indonesia Dorong Surplus Perdagangan
“Pada business matching, Desa BISA Ekspor bertemu dengan buyer dari Amerika Serikat, Australia, Polandia, dan Jerman. Pertemuan ini difasilitasi oleh perwakilan perdagangan RI di luar negeri. Kami berharap, akan lebih banyak produk dari desa yang dapat menembus pasar ekspor dan dapat
meningkatkan perekonomian desa,” kata Puntodewi.
Salah satu peserta business matching, perwakilan DSA Yayasan Maritim Nusantara (Aruna Group), Elkana menyampaikan apresiasinya atas penyelenggaraan acara ini. Aruna Group merupakan off-taker dari produk perikanan dari beberapa desa di Indonesia, termasuk desa di Bangkalan, Masalembu, Sedayu dan Paciran untuk wilayah Jawa Timur.
“Kami mengapresiasi acara ini. Kami diberi kesempatan untuk bertemu dengan buyer dari Australia yang
difasilitasi oleh ITPC Sydney yang berminat tuna dan crab meat. Sebagai tindak lanjut kami akan mengirimkan price list dan berdiskusi langsung untuk pengiriman sampel produk tuna dan crab meat ke Australia dalam waktu dekat,” ujar Elkana.