WAHANANEWS.CO, Jakarta - PT PLN (Persero) menegaskan bahwa transformasi sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu fondasi penting dalam membangun masa depan energi yang bersih, efisien, dan berkelanjutan di kawasan Asia Tenggara.
Komitmen tersebut ditegaskan dalam agenda The 13th Meeting of Heads of ASEAN Power Utilities/Authorities (HAPUA) Working Group 5 yang mengusung tema “Human Capital Mindshift: Aligned People, Strategy, and Growth”, berlangsung di Yogyakarta pada Rabu (05/11/2025)).
Baca Juga:
PLN Resmikan Dua SPKLU Center Pertama di Jakarta, Dorong Percepatan Ekosistem Kendaraan Listrik
HAPUA merupakan forum kerja sama perusahaan utilitas dan otoritas sektor ketenagalistrikan di Asia Tenggara yang bertujuan memperkuat ketahanan energi kawasan.
Kegiatan Working Group 5 ini merupakan bagian dari rangkaian HAPUA Meetings yang berlangsung di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, pada 29 September hingga 3 Oktober 2025.
Dalam sambutannya, Co-Chairman HAPUA Working Group 5, Hjh Izwaliani Hj Zulkarnain menyampaikan bahwa keberhasilan transisi energi di kawasan tidak hanya bergantung pada teknologi, tetapi juga pada perubahan cara berpikir dan peningkatan kapasitas SDM.
Baca Juga:
PLN Electric Run 2025 Jadi Ajang Lari Ramah Lingkungan Pertama di Indonesia
Dalam sambutannya dalam agenda The 13th Meeting of Heads of ASEAN Power Utilities/Authorities (HAPUA) Working Group 5 dengan tema “Human Capital Mindshift: Aligned People, Strategy, and Growth”, yang digelar di Yogyakarta pada Rabu (05/11/2025), Co-Chairman HAPUA Working Group 5, Hjh Izwaliani Hj Zulkarnain menyampaikan bahwa keberhasilan transisi energi di kawasan tidak hanya bergantung pada teknologi, tetapi juga pada perubahan cara berpikir dan peningkatan kapasitas SDM.
“Tahun lalu, ketika kita berkumpul di Kamboja, fokus kita adalah pada perencanaan dan pengembangan SDM di era transformasi AI (artificial intelligence/kecerdasan buatan). Tahun ini, kita melangkah lebih dalam dari sekadar transformasi AI ke pergeseran pola pikir manusia, karena transformasi sejati tidak dimulai dari teknologi, tetapi dari cara kita berpikir secara berbeda,” ujarnya.
Ia menekankan, di tengah pesatnya penerapan AI dan digitalisasi dalam sektor energi, peran manusia tetap menjadi faktor utama.