Teknologi hadir bukan untuk menggantikan, melainkan untuk mendorong terbentuknya SDM yang lebih adaptif dan mampu memanfaatkan kemajuan dengan bijak.
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa pengembangan SDM kini tidak lagi terbatas pada pelatihan teknis, melainkan juga mencakup people experience, bagaimana organisasi menciptakan lingkungan kerja yang membuat setiap individu merasa dihargai, memiliki tujuan, dan terdorong untuk berkontribusi.
Baca Juga:
PLN Resmikan Dua SPKLU Center Pertama di Jakarta, Dorong Percepatan Ekosistem Kendaraan Listrik
“Sementara teknologi memberi kita kemampuan bergerak lebih cepat, people experience memberi kita alasan untuk maju. Ketika orang merasa terhubung secara emosional dan memiliki tujuan, mereka menjadi penggerak transformasi sejati,” tambahnya.
Direktur Legal dan Manajemen Human Capital PLN, Yusuf Didi Setiarto menyampaikan bahwa dinamika di sektor energi global menuntut SDM yang tangguh, adaptif, dan inovatif.
Karena itu, PLN menempatkan transformasi SDM sebagai bagian integral dari strategi transformasi perusahaan.
Baca Juga:
PLN Electric Run 2025 Jadi Ajang Lari Ramah Lingkungan Pertama di Indonesia
Direktur Legal dan Manajemen Human Capital PLN, Yusuf Didi Setiarto menyampaikan bahwa dinamika di sektor energi global menuntut SDM yang tangguh, adaptif, dan inovatif. Karena itu, PLN menempatkan transformasi SDM sebagai bagian integral dari strategi transformasi perusahaan.
“Setiap talenta PLN diharapkan dapat berkontribusi pada inovasi, ketahanan, dan keberlanjutan perusahaan. Kami ingin memastikan bahwa transformasi yang terjadi di PLN bukan hanya transformasi teknologi dan bisnis, tetapi juga transformasi manusia di dalamnya,” ujar Yusuf Didi.
Ia menjelaskan bahwa PLN telah menyiapkan arsitektur pengembangan SDM yang selaras dengan strategi bisnis perusahaan, berfokus pada tiga pilar utama, yakni adopsi standar internasional dan praktik terbaik dalam manajemen SDM, program pengembangan SDM yang terencana dan progresif, serta harmonisasi hubungan industrial.