WAHANANEWS.CO, Jakarta - Upaya pemulihan kelistrikan terus digenjot PLN untuk memastikan layanan vital tetap berjalan di tengah kondisi bencana yang melanda Kabupaten Aceh Tamiang.
Salah satu prioritas utama adalah penyalaan listrik di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muda Sedia, yang menjadi pusat pelayanan kesehatan bagi para korban.
Baca Juga:
PLN Kerahkan Seluruh Kekuatan Pulihkan Listrik Sumut, Bahlil: Jumat Malam Semoga Menyala
Rumah sakit tersebut berhasil kembali menyala berkat pengoperasian mesin genset PLN yang dikirim dari Kota Langsa sebagai kebutuhan darurat untuk menopang layanan medis.
Tim PLN di lapangan harus menempuh perjalanan sulit dengan membawa genset berkapasitas 66.000 Watt serta lampu-lampu darurat.
Mereka melintasi jalur berlumpur, area tanah amblas, hingga sejumlah ruas jalan yang terputus demi mencapai rumah sakit dan posko pengungsian yang membutuhkan suplai listrik segera.
Baca Juga:
Bahlil Lahadalia Pastikan Kebutuhan Dasar Pengungsi Terpenuhi, PLN Kerahkan Dukungan Penuh di Aceh
Direktur Utama RSUD Muda Sedia, Aceh Tamiang, Andika Putra menyampaikan apresiasi mendalam atas keberadaan listrik yang kembali dapat menopang kegiatan medis di rumah sakit.
Kondisi salah satu ruangan RSUD Muda Sedia, Aceh Tamiang, setelah penormalan dari genset darurat.
“Di tengah kondisi yang serba sulit, kehadiran listrik dari PLN adalah penyelamat. Tanpa itu, banyak tindakan medis yang tidak bisa kami lakukan. Kami sangat berterima kasih karena respons cepat ini benar-benar menjaga keselamatan pasien,” ujar Andika.
Dari sisi perusahaan, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menegaskan bahwa penyalaan fasilitas kesehatan merupakan prioritas utama dalam masa darurat.
Petugas PLN, TNI, dan seluruh masyarakat bahu membahu dalam proses pengangkutan genset 66.000 Watt untuk menyalakan kembali Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muda Sedia, Aceh Tamiang.
"Atas arahan langung dari Bapak Menteri Kesehatan, Bapak Budi Gunadi Sadikin, kami prioritaskan rumah sakit harus menyala lebih dulu, karena di sana ada nyawa yang dipertaruhkan. Tim PLN bergerak all out tanpa mengenal waktu, tanpa mengenal batas, menembus medan apa pun agar layanan kritis tetap berjalan,” ujar Darmawan.
Selain menyuplai rumah sakit, PLN juga berhasil menyalakan posko pengungsian di Tamiang Sport Center.
Dengan tersedianya listrik, proses evakuasi, pendataan warga, hingga distribusi logistik dapat berlangsung lebih cepat dan terkoordinasi.
Dukungan kelistrikan juga diberikan untuk penyediaan air bersih. PLN mengoperasikan genset 33.000 Watt yang dikirim dari Binjai untuk memperkuat pasokan energi di PDAM Aceh Tamiang.
Dengan berfungsinya peralatan tersebut, kebutuhan air bersih masyarakat kembali normal.
Tidak hanya itu, PLN juga menyiapkan genset berkapasitas 100.000 Watt untuk mendukung layanan publik dan pemerintahan, yang saat ini sedang dalam perjalanan dari Banda Aceh menggunakan KP Wisanggeni milik POLRI.
General Manager PLN Unit Induk Wilayah Aceh, Eddi Saputra, menekankan bahwa pemulihan kelistrikan selalu mengutamakan fasilitas publik yang bersifat vital.
Proses pengiriman genset 100.000 watt dari Banda Aceh ke Aceh Tamiang menggunakan KP Wisanggeni milik POLRI untuk menyuplai pasokan listrik bagi kantor layanan publik dan pemerintahan.
“Jalan putus, banyak titik terisolir, tapi kami tidak boleh berhenti. Fasilitas vital seperti rumah sakit, posko pengungsian, dan titik pelayanan masyarakat harus mendapatkan listrik terlebih dahulu. Kami berterima kasih kepada TNI dan POLRI yang telah membantu mobilisasi peralatan dan berbagai kebutuhan di lapangan,” ujarnya.
Dengan terus berjalannya pemulihan jaringan dan dukungan suplai listrik darurat, PLN memastikan masyarakat Aceh Tamiang tetap mendapatkan akses listrik, penerangan, dan layanan energi yang dibutuhkan untuk melewati masa tanggap darurat (Seremoadver).
[Redaktur: Ajat Sudrajat]