WahanaNews.co, Jakarta - Menteri Perdagangan Budi Santoso mengajak seluruh pelaku usaha untuk segera
mempersiapkan diri dan mengambil manfaat secara optimal dari terbukanya pasar ekspor ke Peru dalam skema Indonesia-Peru Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dan Tunisia dalam skema Indonesia-Tunisia Preferential Trade Agreement (PTA).
Menurut Mendag Busan, perjanjian dagang merupakan salah satu cara untuk meningkatkan ekspor Indonesia dan negara-negara mitra dagang di tengah tren proteksionisme dalam perdagangan global.
Baca Juga:
Buka Rakernas Pemantauan Bapok, Mendag Busan: Kredibilitas Data Fondasi Stabilitas Harga Bapok Nasional
Indonesia-Peru CEPA telah ditandatangani pada 11 Agustus 2025. Sementara itu, Indonesia-Tunisia PTA telah selesai secara substantif dan direncanakan akan ditandatangani pada awal tahun 2026.
Hal ini disampaikan Mendag Busan saat membuka “Strategic Forum Indonesia-Peru CEPA dan Indonesia-Tunisia PTA” pada Selasa, (25/11) di Kantor Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Ekspor dan Jasa Perdagangan, Jakarta.
“Kita telah menandatangani perjanjian dagang dengan Peru dan Tunisia. Untuk Indonesia-Tunisia PTA, rencananya akan kita tandatangani pada Januari mendatang. Semua perjanjian dagang, baik dengan Peru, Tunisia, maupun negara mitra lainnya, harus segera dimanfaatkan secara optimal oleh pelaku usaha untuk bisa meningkatkan ekspor,” ujar Mendag.
Baca Juga:
Transaksi Business Matching UMKM Januari—Oktober 2025 Capai USD 130,17 Juta, Buyer Mancanegara Konsisten Minati Produk UMKM
Indonesia-Peru CEPA dan Indonesia-Tunisia PTA menambah deretan perundingan perdagangan Indonesia dengan negara mitra yang telah selesai, yaitu Indonesia-Uni Eropa CEPA, Indonesia-Kanada CEPA, serta Indonesia-Eurasian Economic Union CEPA. Selain itu, Indonesia sudah memulai perjanjian dagang dengan negara-negara di kawasan Timur Tengah.
Mendag Busan juga menegaskan komitmen Kementerian Perdagangan untuk meningkatkan ekspor sekalipun target pertumbuhan ekspor tercapai. Menurut Mendag Busan, kinerja perdagangan Indonesia menunjukkan tren positif.
Pada Januari–September 2025, ekspor Indonesia telah tumbuh 8,14 persen, melampaui target tahun 2025 yang
ditetapkan sebesar 7,1 persen. Sementara itu, surplus perdagangan meningkat signifikan hingga 50,93 persen.