WahanaNews.co | Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyebut inisiatif dana cadangan pandemi atau pandemic fund G20 bertujuan untuk memperbaiki arsitektur kesehatan global.
Cakupan Pandemic Fund ini tidak akan hanya terbatas pada anggota G20.
Baca Juga:
Menteri Keuangan Sri Mulyani Buka Suara Terkait Polemik Program Tapera
"Harus inklusif dan memberikan perhatian lebih bagi negara-negara miskin dan berkembang, membangun kapasitasnya untuk persiapan pandemi," kata Sri Mulyani saat jumpa pers di pertemuan bersama menteri keuangan dan menteri kesehatan G20 (JFHMM) di Nusa Dua, Bali, Sabtu malam, 12 November 2022.
Pandemic Fund akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) siang ini, Ahad, 13 November 2022. Sejauh ini, dana yang terkumpul sejumlah US$ 1,4 miliar atau setara dengan Rp 21,7 triliun.
Sri Mulyani telah memperkirakan dana itu berpotensi terkumpul lebih dari US$ 4 miliar atau setara dengan Rp 62 triliun. Perhitungan itu muncul setelah ada sejumlah negara yang baru saja menyampaikan komitmen untuk memberikan sumbangsihnya.
Baca Juga:
Perdana Menteri Singapura Juga Menjabat Sebagai Menteri Keuangan Baru
Negara-negara tersebut adalah Australia, Prancis, dan Arab Saudi. Adapu ketiga negara ini berencana mengumumkan nilai komitmenya pada pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.
Sebelumnya, negara yang bersepakat ikut menyumbang dana cadangan pandemi adalah Australia, Kanada, Komisi Eropa, Perancis, Jerman, Cina, India, Indonesia, Italia, Jepang. Selanjutnya, Korea Selatan, Selandia Baru, Norwegia, Afrika Selatan, Singapura, Inggris, Spanyol, Amerika Serikat, dan UEA.
Ada pula tiga filantropi yang bergabung dalam pandemic fund, yakni The Bill & Melinda Gates Foundation, The Rockefeller Foundation, dan Wellcome Trust. Dana ini bakal dipakai bersama untuk membenahi sistem hingga menanggulangi kesenjangan anggaran kesehatan lima tahun ke depan.
Pengumpulan dana cadangan ini juga diyakini bisa menjadi katalis untuk memobilisasi pendanaan-pendanaan lainnya bagi sektor kesehatan yang datang dari sumber yang berbeda-beda.
Diskusi JFHMM G20 mengidentifikasi bahwa negara-negara di dunia membutuhkan dana lebih dari US$ 10 miliar per tahun untuk menghadapi ancaman krisis pandemi pada masa mendatang.
"Tentunya dana ini juga dapat kita gunakan dan manfaatkan untuk reformasi kesehatan di Indonesia," kata Sri Mulyani.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menuturkan dalam 20 tahun terakhir, pandemi global memberikan dampak finansial sangat besar bagi negara-negara di dunia.
"Krisis kesehatan dapat menciptakan dampak ekonom, seperti krisis finansial global dan memberikan tremendous impact," ucap Budi Gunadi.
Dana cadangan pandemi nantinya akan dikelola Bank Dunia dan kriteria penggunaannnya akan diputuskan dalam pertemuan tingkat negara. Negara-negara yang membutuhkan dana darurat dapat mengajukan proposal kepada pengelola pandemic fund. [ast]