WahanaNews.co, Makassar - Indonesia berhasil melewati tahun 2023 dengan capaian yang positif, meskipun masih dilanda ketidakpastian kondisi perekonomian global.
Pertumbuhan ekonomi nasional tetap mampu memperlihatkan ketangguhan dan diikuti dengan tingkat inflasi yang masih terjaga dalam kisaran sasaran 3,0±1%.
Baca Juga:
Menko Airlangga Teken Kerja Sama Blue Economy Indonesia-RRT, Disaksikan Presiden Prabowo dan Presiden Xi Jinping
Peran penting dan kontribusi setiap daerah juga menjadi faktor penentu dalam keberhasilan pencapaian target-target perekonomian nasional.
Perekonomian Indonesia kembali diharapkan tetap kokoh pada 2024 dengan proyeksi pertumbuhan melebihi 5% dan didukung dengan tingkat inflasi yang terkendali dalam kisaran sasaran 2,5±1%.
Di sisi lain, Pemerintah juga tetap harus mewaspadai beberapa risiko seperti fluktuasi harga komoditas global akibat tensi geopolitik dan pergeseran musim panen akibat El Nino serta merespons potensi peningkatan permintaan konsumen menjelang Ramadan dan Idulfitri.
Baca Juga:
Pemerintah Komitmen Jaga Kelangsungan Industri Tekstil Dalam Negeri
“Laju pertumbuhan ekonomi regional pada Kuartal III-2023 tertinggi kedua dicapai oleh wilayah Sulawesi sebesar 6,44% (yoy) dengan besaran kontribusi terhadap perekonomian nasional sebesar 7,25%. Provinsi Sulawesi Selatan mampu tumbuh 4,05% (yoy) ditopang oleh sektor pertambangan dan penggalian serta ekspor,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam pertemuan dengan jajaran Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan di Kota Makassar, Kamis (1/2).
Pencapaian inflasi nasional 2023 sebesar 2,61% (yoy) juga telah menjadi tingkat inflasi terendah dalam dua dekade terakhir, di luar periode pandemi Covid-19. Sementara itu, tingkat inflasi di Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2023 tercatat sebesar 2,81% (yoy).
“Kami berharap ke depan inflasi bisa terus ditekan, tapi yang lebih penting sebagai tujuan utama adalah meninggikan pertumbuhan ekonomi,” tegas Menko Airlangga.
Menko Airlangga juga mengharapkan agar Provinsi Sulawesi Selatan dapat tetap menjadi penyumbang ekonomi terbesar di wilayah Sulawesi serta terus mengembangkan sektor-sektor bernilai tambah tinggi seperti sektor industri pengolahan.
Selain itu, sebagai sentra produksi pangan, baik beras maupun komoditas hortikultura, sekaligus hub untuk kawasan Timur Indonesia, Menko Airlangga juga meminta agar seluruh elemen Pemda dan mitra strategis di Provinsi Sulawesi Selatan dapat terus mendukung pengendalian inflasi dan ketahanan pangan nasional.
“Kalau perlu Sulsel mengumpulkan produksi dari daerah lain, jadi tidak hanya mengandalkan produksi dari sini saja. Jadi bisa ada jalur reguler dari sini, misalnya ke Hong Kong dan Jepang, hub-nya bisa dari sini, tidak balik lagi ke Selat Malaka. Langsung ke utara, jadi freight cost lebih murah,” ujar Menko Airlangga. Demikian dilansir dari laman ekongoid, Minggu (4/2).
[Redaktur: Alpredo Gultom]