Lebih lanjut Menko Airlangga juga menyampaikan bahwa Indonesia juga telah membangun strategi untuk mendukung investasi hijau melalui sejumlah alternatif pembiayaan seperti green bond, green sukuk, green taxonomy, dan carbon pricing. Indonesia juga melakukan kerja sama dengan Pemerintah Jepang melalui skema Just Energy Transition Partnership (JETP) dengan pendanaan sebesar USD20 miliar.
Selain itu, Indonesia juga melakukan kerja sama melalui skema ASEAN Zero Emission Community (AZEC) dengan pendanaan sebesar USD500 miliar yang melibatkan proyek-proyek unggulan seperti proyek geothermal Muara Laboh dengan kapasitas 80MW dan Pembangkit Listrik Tenaga sampah di Legok Nangka dengan kapasitas 35MW-40MW.
Baca Juga:
Menko Airlangga: Pengaturan Produk Halal dalam Undang-Undang Menjadi Wujud Komitmen Indonesia untuk Mengembangkan Ekonomi Syariah
“Indonesia juga memberikan dukungan kebijakan bagi Kawasan Ekonomi Khusus dan Undang-Undang Cipta Kerja,” ujar Menko Airlangga.
Dalam kesempatan tersebut, Menko Airlangga juga menyampaikan bahwa Indonesia juga menawarkan 21 proyek infrastruktur hijau berkelanjutan sebagai peluang investasi yang potensial dalam rangkaian pertemuan IPEF kali ini, dimana19 diantaranya merupakan pipeline projects.
“Dua proyek sudah dalam kategori siap yakni Green Refinery Cilacap dengan nilai sebesar USD860 juta serta Green Refinery Plaju Sumatera Selatan yang juga bernilai USD860 juta,” pungkas Menko Airlangga. Demikian dilansir dari laman ekongoid, Jumat (7/6).
Baca Juga:
Indonesia Tawarkan Win-win Solution dalam Perundingan Perdagangan dengan Amerika Serikat
[Redaktur: Alpredo Gultom]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.